12 Mei 2016

author photo
OLEH STMIK RAHARJA
Dosen : Darwin Purba, S.Kom, MM, DR(C)

Sony
Apple mungkin telah membawa iPod kepada kita, tetapi adalah Sony yang pertama kali memunculkan pola ini dua dekade lebih awal. Yang dimaksud tidak lain, tentu saja, Walkman, pemutar kaset portable yang meletakkan landasan bagi semua peralatan hiburan portable sesudahnya, sampai pada iPod dan alat hiburan multimedia portable milik Sony sendiri. Walkman dan inkarnasi-inkarnasi modernnya bebar-benar menjadi kebutuhan sehari-hari bagi jutaan orang sampai-sampai nyaris mustahil membayangkan dunia ini tanpa kehadirannya. Namun, produk ini nyaris saja tidak dapat dibuat: tidak lebih dulu melalui riset pasar, tidak benar-benar ada permintaan, dan bahkan namanya terdengar omong kosong.

Namun, adalah Morita yang pertama kali memanfaatkan potensi komersial dari alat “niscaya” ini. “Rencana kami adalah mengarahkan publik dengan produk-produk baru, bukan menanyakan pada mereka apa yang mereka inginkan,” tuturnya dalam autobiografinya. “Publik tidak tahu apa yang memungkinkan, tapi kami tahu.” Mungkin Walkman begitu sukses karena menyediakan lebih dari sekedar musik: dengan bandphone, alat ini menjadi sebuah pengalaman yang begitu pribadi, membangun sebuah gelembung privasi, bahkan di dalam kereta api publik yang ramai.

Nokia : Pandai-pandailah beradaptasi untuk bertahan hidup
Bagaimana Nokia mencapai sukses itu adalah gabungan antara kepemimpinan, keputusan rekrutmen yang brilian, penentuan waktu yang baik dan sebuah unsur karakter nasional. Perusahaan itu didirikan pada 1865, ketika mereka menjalankan sebuah kilang kayu di sebuah kota kecil Nokia di selatan Finlandia. Perusahaan pelan-pelan berkembang ke bisnis karet, pembuatan sepatu, kabel dan kabel telepon. Pada awal 1960-an, berkat koneksinya di bidang telekomunikasi, perusahaan mulai merambah bidang telepon radio yang baru berkembang.

Ollila bukan satu-satunya orang brilian baru yang direkrut Nokia pada tahun 1980-an. Pada 1989, perusahaan memberikan cuti kerja kepada Matti Alahuhta, seorang manajer muda, untuk belajar ke sebuah sekolah bisnis di Swiss demi merancang masa depan perusahaan, khususnya bagaimana perusahaan dapat menyusul para pesaingnya dengan bisnis operasi yang sedemikian kecil. Dia menyimpulkan bahwa yang Nokia butuhkan adalah sebuah pergeseran teknologi, sesuatu yang Nokia dapat lakukan lebih dulu dan gunakan untuk meraih keunggulan.

Samsung :Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki merek Anda
Ketika raksasa elektronik Korea, Samsung, meluncurkan sebuah lemari es yang dapat dihubungkan dengan internet pada 2002, ini lebih merupakan tindakan mencari perhatian. Apakah ada orang yang benar-benar menginginkan sebuah lemari es dengan sebuah layar komputer terpampang di bagian depannya? Tidak penting kulkas internet itu muncul di iklan-iklan dan kolom-kolom majalah di seluruh dunia dan membuat setiap orang bertanya-tanya, apa itu Samsung? Sebelumnya, jawabannya pasti: sebuah merek tidak terkenal yang memproduksi microwave kelas komoditi dan TV murahan. Inilah merek yang Anda beli jika Anda tidak bisa membeli yang lebih baik.

Kulkas Internet Samsung Mencuri Perhatian

Samsung Elektronik merupakan divisi yang paling besar, secara keseluruhan perusahaan masih tetap merupakan konglomerat yang besar dan sulit dikendalikan ketika krisis ekonomi Asia menghantam pada 1997. Samsung juga mulai membangun sebuah pabrik mobil raksasa yang akan memproduksi 500.000 mobil pada 2002. Bila terus bergelut di jalur ini, maka bisa jadi mereka akan sama meruginya seperti pabrikan mobil Korea lainnya, Daewoo dan Sangyong, yang telah bangkrut.

Secara superficial, Samsung yang menyumbang 20 persen ekspor Korea kini tampak sebagai sebuah perusahaan multinasional seperti yang lainnya. Namun, struktur corporate governance Samsung masih sama seperti sebuah chaebol: merupakan sebuah perusahaan publik, tetapi keluarga Lee masih memegang jumlah saham penentu. Group Chairman Lee Kun Hee, yang lahir pada 1942, merupakan orang terkaya di Korea, dengan aset sekitar 3,4 miliar dolar AS. Dia menuntut kesetiaan mutlak dari para karyawan dan dalam tradisi terbalik dari chaebol, masa kepemimpinannya ternoda oleh karyawan menyuap politisi-politisi dan mensubsidi perusahaan-perusahaan yang lebih lemah.

MTV : Mereka menginginkan MTV mereka
Pada Agustus 1981, MTV melakukan siaran langsung melalui 300 jaringan televisi kabel. Adalah Pittman yang menelurkan slogan “iPod want my MTV” sebagai bagian dari kampanye untuk membuat lebih banyak perusahaan televisi kabel bekerja sama dengan MTV. Pittman mendapat persetujuan para bintang David Bowie dan Mick Jagger di antaranya untuk memberi tahu para pemirsa agar berkata “Saya ingin MTV saya” pada perusahaan televisi kabel mereka. Tentu saja Bowie dan Jagger bersedia membantu, karena ingin video musik mereka tetap beredar laris. Strategi Pittman selalu didasarkan pada isi, dengan penekanan kuat pada pengukuhan merek.

Microsoft : Balas dendam para orang aneh
Sejak lama Gates sudah menjadi “penggila komputer yang aneh”, menulis sebuah perangkat lunak komersial di usia 13 tahun ketika bersekolah di Seattle. Penampilan fisiknya juga sesuai dengan julukannya rambut acak-acakan, kemeja yang tidak disetrika, kacamata yang ketinggalan zaman. Penampilan dan perilakunya justru memberinya keuntungan, membuat orang lain kecolongan. Di balik penampilan aneh itu terdapat jiwa kewirausahaan alami yang mengombinasikan pengetahuan hukum, naluri bisnis dan kecintaan pada teknologi komputer dalam satu paket. Peluang pertamanya muncul dengan sendirinya ketika dia berusia 19 tahun, dan seorang mahasiswa yang kuliah setengah hati di jurusan akuntansi di Harvard yang menghabiskan sebagian besar waktu luangnya mengutak-atik komputer.

Jiwa wirausaha dalam diri Gates pun bangkit dan memutuskan berhenti dari Harvard dan pindah bersama Paul Allen ke Alburquer New Mexico, tempat di mana Altair dibuat. Mereka mendirikan bengkel berseberangan jalan dengan pabrik Altair, sebuah bisnis yang diberi nama Micro-Soft (belakangan mereka menghilangkan tanda sambungnya). Setelah sukses mereka dengan Altair, mereka mulai membangun reputasi mereka sendiri, menarik minat banyak bisnis dari pabrikan perangkat keras lainnya, termasuk Commodore, Radio Shack, NCR, Texas Instrument, bahkan Aple yang membeli sebuah program bernama “Applesoft Basic” dari mereka dengan sistem bayar putus senilai 21.000 dolar AS. Pada akhir tahun 1978, Gates dan Allen telah menghasilkan penujualan senilai 1 juta dolar AS.

Paul Allen yang mengundurkan diri dari Microsoft pada 1983 setelah didiagnosis menderita Penyakit Hodgkin, berhasil sembuh total dan sahamnya di Microsoft menjamin dirinya memiliki cukup uang untuk sepenuhnya menikmati hidup. Dia kini menghabiskan banyak waktu di atas yacht miliknya yang berharga 200 juta dolar AS, Octopus, yang sampai saat ini merupakan yacht pribadi terbesar di dunia (dan masih cukup mengesankan bagi standar kebanyakan orang). Dia juga bermain-main dengan penerbangan angkasa luar. Pada 2004 dia mendanai penerbangan luar angkasa SpaceShipOne untuk menjadi kendaraan luar angkasa pertama yang dimiliki secara komersial.

Howard Schultz,

Starbucks : Dengan perusahaan yang terus tumbuh, Anda tidak boleh tertinggal di belakang

Howard Schultz tumbuh besar di sebuah proyek perumahan publik di Brooklyn, New York, pada akhir 1950-an. Dia selalu ingin melepaskan diri dari kehidupan seperti yang dijalani kedua orangtuanya pekerjaan tanpa masa depan, upah murah, tidak ada asuransi kesehatan, tanpa kepastian kerja, apa lagi kepuasan kerja.

Schultz terbukti cakap dalam menjual dan pada usia awal 20-an dia telah mendapat cukup banyak uang saat bekerja untuk perusahaan peralatan rumah tangga asal Swedia, Hammarplast, di New York City. Di Hammarplast, Schultz memerhatikan salah seorang kliennya, sebuah perusahaaqn ritel biji kopi kecil di Seattle bernama Starbucks, membeli banyak termos penyeduh kopi. Dia memutuskan untuk menyelidiki toko kopi kecil ini dan pada 1981 dia terbang ke Seattle.
Toko Starbucks Coffee, Tea dan Spice Store pertama dibuka pada 1971 dengan menjual biji kopi segar yang baru dipanggang, baik dalam bentuk untuh maupun bubuk gilingan.

Schultz menelurkan konsep kafe bagi Starbucks setelah sebuah kunjungannya ke Italia pada 1983. Dia menyukai aspek romantik, nyaman dan komunal di kafe-kafe Italia, di mana para pelayan bercakap-cakap dengan para pelanggan tetap, sambil menyajikan minuman kopi dengan cekatan, sebuah sentiment yang terus diresapinya sejak saat itu. Schultz dengan cepat memahami pentingnya ritual tersebut: minum kopi bukanlah hanya sekadar secangkir kopi. “Segalanya penting” menjadi motonya dan tetap seperti itu sampai sekarang.

Starbucks melakukan beberapa kesepakatan kemitraan untuk menjamin percepatan ekspansinya. Waralaba merupakan suatu hal yang dihindari Starbucks secara serius. Saat ini, sekitar sepertiga gerai Starbucks di luar AS dimiliki perusahaan dan mereka melisensikan 20 persen dari gerai-gerainya di AS. Salah satu tantangan besar yang dihadapi perusahaan adalah persepsi tentang kopinya. Ketika Starbucks dibuka di Amerika pada 1970-an, persaingannya hanyalah kopi yang disedu secara serampangan, bukan dari mesin-mesin espresso. Dan Starbucks, yang mulai sebagai sebuah perusahaan yang aneh dan canggung, kini merupakan salah satu merek yang paling mudah dikenali di dunia.


Download Materi PPT (HERE)

Pergunakanlah Materi Dengan Bijak!!!........................

Jumlah 0 komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Selalu Mengikuti Peraturan. Kunjungi http://bit.ly/KomentarWU untuk mengetahui Kebijakan Komentar WowUniknya.net

Artikel Berikutya Next Post
Artikel Sebelumnya Previous Post

Baca Juga