05 September 2016

author photo
Ketika kita duduk atau berbaring di satu posisi yang tetap dalam jangka waktu lama, hal ini akan meningkatkan rasio terjadinya trombosis vena (pembentukan gumpalan-gumpalan darah di dalam pembuluh darah vena). Dan kemungkinan trombosis vena ini dapat memicu komplikasi pulmonary embolism (rintangan yang tiba-tiba dalam suatu arteri paru karena bekuan darah) yang menakutkan, yang dapat mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani.


Contoh kasus, seorang direktur (60) yang menangangi laporan dokumen di depan meja komputer, tiba-tiba merasa sisi belakang pada betis kirinya itu sangat nyeri dan bengkak, sang direktur salah mengira itu murni hanya karena peradangan otot, namun, setelah didiagnosis dengan ultrasonic, ternyata menderita deep vein thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam. Sementara itu, seorang pemuda (23) ditemukan tewas mendadak di atas tempat duduknya setelah semalaman selama 23 jam berturut-turut bermain game sambil merokok, oleh dokter forensik setempat penyebab kematian pemuda malang itu diduga karena pulmonary embolism yang memicu kematian mendadak.

Apa yang dimaksud dengan deep vein thrombosis / trombosis vena dalam ?

Setiap orang tentu memiliki pengalaman terluka dan berdarah, tapi biasanya darah akan berhenti dengan sendirinya beberapa menit kemudian setelah menekan langsung pada titik luka tersebut, hal ini dikarenakan sistem koagulasi darah di dalam tubuh kita berperan menghentikan dan membekukan darah. Namun ketika terjadi kesalahan pada sistem ini, dimana saat terkelupas dan tidak memerlukan pembekuan darah dan membentuk emboli dalam pembuluh darah, maka trombus akan mengikuti pembuluh darah balik mengalir ke jantung, dan ketika sampai di paru-paru, akan terhambat di dalam arteri paru, dan menyebabkan trombosis vena dalam.

Emboli paru merupakan gejala (penyakit) kronis yang memanifestasikan nyeri dada akut, terutama akan memburuk saat mengambil napas dalam-dalam atau ketika diserang batuk, sehingga napas tidak berjalan lancar atau sesak napas, denyut jantung bertambah cepat, atau bahkan batuk darah, hingga pada akhirnya mungkin akan shock yang mengancam jiwa.

Penyebab terjadinya deep vein thrombosis adalah keadaan tidak bergerak dalam posisi duduk. Hal ini menyebabkan penekanan pembuluh darah pada tungkai. Keadaan ini sering dialami oleh para penumpang kendaraan yang menempuh jarak jauh dengan menggunakan kereta api, pesawat ataupun mobil. Yang menyebabkan thrombosis ini bukanlah karena keadaan lingkungan kendaraan itu sendiri, melainkan karena tidak adanya gerakan karena terlalu lama duduk. Sementara masalah udara dan gravitasi sama sekali tidak berpengaruh atas terjadinya trombosis.

Mengapa bisa terjadi trombosis ?

Trombosis adalah pembentukan bekuan darah di dalam pembuluh darah.Terbentuknya trombosis vena, terutama disebabkan oleh 3 faktor berikut :
  1. Pengaruh hiperkoagulabilitas darah (kekentalan darah meningkat).
  2. Adanya stasis dari aliran darah.
  3. Timbulnya cedera pada endotel pembuluh darah.
Stasis atau lambatnya aliran darah merupakan predisposisi atas terjadinya trombosis, yang menjadi faktor pendukung terjadinya stasis adalah adanya imobilisasi lama yakni kondisi anggota gerak badan yang tidak aktif digerakkan dalam jangka waktu yang lama. Kelompok yang berisiko tinggi menderita trombosis vena dalam :
  • Punya riwayat varises dan flebitis (radang pembuluh darah balik).
  • Mereka yang obesitas, merokok.
  • Menggunakan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama.
  • Manula yang terbaring lama di tempat tidur.
  • Melakukan perjalanan jauh tanpa menggerakkan sendi ekstremitas bawah (anggota badan bawah)
  • Duduk lama atau berdiri lama di satu posisi.
  • Memiliki riwayat keluarga thrombus (bekuan darah di dalam pembuluh darah/jantung) .
  • Pernah menderita tumor ganas, kelainan darah, penyakit kardiovaskular.
Perhatian : Tanda-tanda yang tipikal

Gejala klinisnya adalah ketika otot-otot betis mulai terasa sakit dan nyeri saat digerakkan dan disentuh. Biasanya, tungkai akan mengalami pembengkakan khususnya pada salah satu kaki. Sementara itu, jika di sekitar kaki menjadi besar dan kencang, maka gejala-gejala ini harus dicurigai sebagai tanda terjadinya trombosis vena dalam.

Pencegahan dan pengobatan

Karena penyebab utamanya adalah keadaan tidak bergerak, maka banyak yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko DVT. Beberapa hal yang disarankan antara lain: Gerakkan tungkai dan kaki Anda selama 3 atau 4 menit setiap jamnya ketika duduk di kursi untuk melancarkan pompa otot dan menghindari stasis. Hindari memakai pakaian yang ketat di sekitar badan dan paha bagian atas. Jangan meletakkan tas tangan di tempat yang dapat menghambat gerakan tungkai dan kaki. Hindari melakukan perjalanan udara dalam keadaan dehidrasi (misalnya setelah banyak meminum alkohol, pusing setelah mabuk atau terpapar cuaca yang sangat panas dalam waktu yang lama). Batasi konsumsi kopi, teh, dan alkohol karena bersifat diuretik dan dapat menyebabkan dehidrasi.

Pengobatan DVT dapat diberikan dengan metode yang berbeda tergantung kepada kondisi tubuh pasien serta penyakit yang diderita. Pasien yang sedang hamil pun akan mendapatkan perawatan yang berbeda, termasuk tipe obat antikoagulan (pencegah kebekuan darah) yang diberikan.

Selain mencegah terjadinya penggumpalan darah, obat antikoagulan juga bisa membantu menghentikan gumpalan darah menyebar ke aliran darah lainnya serta menyebabkan munculnya gumpalan darah lain. Heparin dan warfarin adalah dua jenis obat antikoagulan yang umumnya digunakan untuk mengobati DVT. Heparin biasanya diberikan terlebih dahulu untuk mencegah pembekuan darah seketika.

Pose duduk/berdiri, kekentalan darah akan meningkat 17% jika selama dua jam di satu posisi tidak bergerak sama sekali.

Belakangan ini, dengan semakin berkembangnya industri jasa, informasi, sehingga anak-anak muda yang beraktivitas di kantor pun meningkat tajam, dan aktivitas yang berhubungan langsung dengan komputer, baik dalam posisi duduk atau berdiri dalam jangka waktu yang lama itu bisa mengancam kesehatan kelompok pengguna komputer. Sementara itu, sebuah penelitian internasional menyebutkan bahwa kekentalan darah akan meningkat 17 % apabila selalu duduk dalam satu posisi selama dua tanpa bergerak (berdiri sebentar untuk sekadar mengendurkan otot). Hal ini dapat memperbesar peluang terjadinya emboli paru (tersumbatnya pembuluh darah yang membawa darah dari jantung menuju paru-paru), karena itu, sangat penting kiranya mencegah terjadinya trombosis vena. (penggumpalan darah di dalam pembuluh darah).

Selain itu, bagi para lansia yang sehari-harinya tidak suka bergerak, dan disertai dengan banyaknya penyakit kronis itu akan meningkatkan risiko terkena trombosis vena. Karena trombosis vena itu tidak menunjukkan gejala-gejala awal yang jelas, membuat sebagian besar orang kurang mewaspadainya, sehingga sering diabaikan atau keliru dalam menilai gejala terkait, sampai ketika sudah terjadi emboli paru, akibat fatalnya juga sudah serius, karena itu dihimbau jangan anggap remeh penyakit ini.

Source erabaru.net (berbagai sumber)

Jumlah 0 komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Selalu Mengikuti Peraturan. Kunjungi http://bit.ly/KomentarWU untuk mengetahui Kebijakan Komentar WowUniknya.net

Artikel Berikutya Next Post
Artikel Sebelumnya Previous Post

Baca Juga