Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial. Penggunaan adat atau aturan tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama tertentu pula.
Pengesahan secara hukum suatu pernikahan biasanya terjadi pada saat dokumen tertulis yang mencatatkan pernikahan ditanda-tangani. Upacara pernikahan sendiri biasanya merupakan acara yang dilangsungkan untuk melakukan upacara berdasarkan adat-istiadat yang berlaku, dan kesempatan untuk merayakannya bersama teman dan keluarga. Wanita dan pria yang sedang melangsungkan pernikahan dinamakan pengantin, dan setelah upacaranya selesai kemudian mereka dinamakan suami dan istri dalam ikatan perkawinan. Sumber Wikipedia Bahasa Indonesia.
Dilansir melalui laman DW Indonesia, Selasa (16/02/16) yang mengakatan walaupun banyak serangkaian bom yang dijatuhkan di sebagian wilayah Suriah dan meluluhlantakan kota kelahiran mereka, namun pasangan suriah ini menunjukan kepada dunia cinta akan mengalahkan peperangan, itulah yang dialami sepasang kekasih asal Homs Suriah. Langsung saja sobat, berikut ulasannya....
Cinta Bangun Kembali Suriah
Fotografer Jafar Meray putuskan gunakan panorama kehancuran akibat perang Suriah sebagai latar belakang serial foto perkawinan satu pasangan Suriah. AFP terbitkan rangkaian foto karya fotografernya yang diberi judul"Love Reconstructs Syria" dan Meray menempatkannya di Facebook. Ia dapat ratusan penggemar yang menyebarkan foto-fotonya.
Cinta di Antara Reruntuhan
Pasangan itu, Nada Merhi (18) dan Hassan Youssef (27), memilih latar belakang tidak lazim bagi foto pernikahan mereka, yaitu kampung halaman mereka, Homs yang luluh lantak akibat perang. Meray sengaja menggunakan reruntuhan kota untuk menunjukkan "hidup lebih kuat dari kematian."
Kota Yang Hancur Lebur'
Perang saudara Suriah menyebabkan 250.000 orang tewas, sebagian besar warga sipil. Homs, yang jadi kota ketiga terbesar Suriah mengalami serangan besar-besaran dari pasukan Presiden Bashar al Assad. Ini juga salah satu kota pertama yang menentang pemerintah 2012 lalu. Sebagian besar pemberontak oposisi kini sudah meninggalkan Homs.
Baju Putih dan Puing Kelabu
Di tengah-tengah kota yang dulu hidup dan berdenyut, baju pengantin putih Nada memperjelas kehancuran yang mengelilingi pasangan itu. Lubang peluru, puing gedung yang ditinggalkan, reruntuhan yang terbakar dan jalanan kosong adalah peringatan bagaimana majunya Homs dulu.
Serangan Tak Kunjung Henti
Homs terus diguncang serangan. 26 Januari, sedikitnya 22 orang tewas dan lebih dari 100 luka-luka akibat serangan bunuh diri di al Zahra. Daerah itu sebagian besar warganya kaum Alawiyah, sebuah mazhab Islam yang juga dianut Assad dan keluarganya. Islamic State (ISIS) klaim bertanggungjawab atas serangan bunuh diri.
Bukan Homs Saja
Sejak 30 September pesawat Rusia ikut lancarkan serangan udara sebagai dukungan bagi pasukan Assad. Homs bukan satu-satunya kota Suriah yang diserang. 15 Februari pesawat tempur membom rumah sakit di dekat Murat al Numan, sekitar 280 km di utara ibukota Damaskus, dan membunuh sedikitnya 50 orang.
Kritik Internasional
Dalam wawancara dengan AFP, Assad mengatakan ia akan melanjutkan perang, walaupun tekanan internasioal untuk melakukan gencatan senjata tambah gencar. Tapi Menlu Arab Saudi Adel Al-Jubeir menyatakan: di masa depan tidak ada lagi Bashar al Assad.
Tema Utama Perundingan
Kesengsaraan warga Suriah di kawasan yang dikepung juga jadi tema utama KTT Keamanan Internasional di München (12-14 Februari). AS Yang juga lakukan pemboman di Suriah menuding serangan yang menurut dugaan dilancarkan jet tempur Rusia, ditujukan terhadap kelompok yang menentang Assad.
Cinta di Masa Perang
Sejumlah pengguna Facebook komentari foto-foto Meray secara emosional. "Saya merasa seperti pengantin pria dalam foto ini," kata salah seorang. Yang lainnya: "Semoga Tuhan menyertai kalian dan warga Suriah lainnya. Terima kasih untuk foto-foto ini dan membaginya dengan dunia." Juga ada usul agar judul sebaiknya: "Cinta di Masa Perang."
Bukti Hidup Terus Berlanjut
Foto-foto Meray begitu sukses sehingga orang terus berikan komentar di laman Facebooknya, usulkan membuat slideshow atau mengubah foto-foto jadi video di YouTube. Seorang pengguna menulis, "ini bukti hidup terus berlanjut, bahkan di Homs, salah satu kota Suriah yang paling sengsara."
Source Deutsche Welle/Dana Regev (ml/as)
Pengesahan secara hukum suatu pernikahan biasanya terjadi pada saat dokumen tertulis yang mencatatkan pernikahan ditanda-tangani. Upacara pernikahan sendiri biasanya merupakan acara yang dilangsungkan untuk melakukan upacara berdasarkan adat-istiadat yang berlaku, dan kesempatan untuk merayakannya bersama teman dan keluarga. Wanita dan pria yang sedang melangsungkan pernikahan dinamakan pengantin, dan setelah upacaranya selesai kemudian mereka dinamakan suami dan istri dalam ikatan perkawinan. Sumber Wikipedia Bahasa Indonesia.
Dilansir melalui laman DW Indonesia, Selasa (16/02/16) yang mengakatan walaupun banyak serangkaian bom yang dijatuhkan di sebagian wilayah Suriah dan meluluhlantakan kota kelahiran mereka, namun pasangan suriah ini menunjukan kepada dunia cinta akan mengalahkan peperangan, itulah yang dialami sepasang kekasih asal Homs Suriah. Langsung saja sobat, berikut ulasannya....
Cinta Bangun Kembali Suriah
Gambar dari crudiezine.it
Fotografer Jafar Meray putuskan gunakan panorama kehancuran akibat perang Suriah sebagai latar belakang serial foto perkawinan satu pasangan Suriah. AFP terbitkan rangkaian foto karya fotografernya yang diberi judul"Love Reconstructs Syria" dan Meray menempatkannya di Facebook. Ia dapat ratusan penggemar yang menyebarkan foto-fotonya.
Cinta di Antara Reruntuhan
Pasangan itu, Nada Merhi (18) dan Hassan Youssef (27), memilih latar belakang tidak lazim bagi foto pernikahan mereka, yaitu kampung halaman mereka, Homs yang luluh lantak akibat perang. Meray sengaja menggunakan reruntuhan kota untuk menunjukkan "hidup lebih kuat dari kematian."
Kota Yang Hancur Lebur'
Perang saudara Suriah menyebabkan 250.000 orang tewas, sebagian besar warga sipil. Homs, yang jadi kota ketiga terbesar Suriah mengalami serangan besar-besaran dari pasukan Presiden Bashar al Assad. Ini juga salah satu kota pertama yang menentang pemerintah 2012 lalu. Sebagian besar pemberontak oposisi kini sudah meninggalkan Homs.
Baju Putih dan Puing Kelabu
Di tengah-tengah kota yang dulu hidup dan berdenyut, baju pengantin putih Nada memperjelas kehancuran yang mengelilingi pasangan itu. Lubang peluru, puing gedung yang ditinggalkan, reruntuhan yang terbakar dan jalanan kosong adalah peringatan bagaimana majunya Homs dulu.
Serangan Tak Kunjung Henti
Homs terus diguncang serangan. 26 Januari, sedikitnya 22 orang tewas dan lebih dari 100 luka-luka akibat serangan bunuh diri di al Zahra. Daerah itu sebagian besar warganya kaum Alawiyah, sebuah mazhab Islam yang juga dianut Assad dan keluarganya. Islamic State (ISIS) klaim bertanggungjawab atas serangan bunuh diri.
Bukan Homs Saja
Sejak 30 September pesawat Rusia ikut lancarkan serangan udara sebagai dukungan bagi pasukan Assad. Homs bukan satu-satunya kota Suriah yang diserang. 15 Februari pesawat tempur membom rumah sakit di dekat Murat al Numan, sekitar 280 km di utara ibukota Damaskus, dan membunuh sedikitnya 50 orang.
Kritik Internasional
Dalam wawancara dengan AFP, Assad mengatakan ia akan melanjutkan perang, walaupun tekanan internasioal untuk melakukan gencatan senjata tambah gencar. Tapi Menlu Arab Saudi Adel Al-Jubeir menyatakan: di masa depan tidak ada lagi Bashar al Assad.
Tema Utama Perundingan
Kesengsaraan warga Suriah di kawasan yang dikepung juga jadi tema utama KTT Keamanan Internasional di München (12-14 Februari). AS Yang juga lakukan pemboman di Suriah menuding serangan yang menurut dugaan dilancarkan jet tempur Rusia, ditujukan terhadap kelompok yang menentang Assad.
Cinta di Masa Perang
Sejumlah pengguna Facebook komentari foto-foto Meray secara emosional. "Saya merasa seperti pengantin pria dalam foto ini," kata salah seorang. Yang lainnya: "Semoga Tuhan menyertai kalian dan warga Suriah lainnya. Terima kasih untuk foto-foto ini dan membaginya dengan dunia." Juga ada usul agar judul sebaiknya: "Cinta di Masa Perang."
Bukti Hidup Terus Berlanjut
Foto-foto Meray begitu sukses sehingga orang terus berikan komentar di laman Facebooknya, usulkan membuat slideshow atau mengubah foto-foto jadi video di YouTube. Seorang pengguna menulis, "ini bukti hidup terus berlanjut, bahkan di Homs, salah satu kota Suriah yang paling sengsara."
Source Deutsche Welle/Dana Regev (ml/as)
Jumlah 0 komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Selalu Mengikuti Peraturan. Kunjungi http://bit.ly/KomentarWU untuk mengetahui Kebijakan Komentar WowUniknya.net