01 September 2016

author photo
Pohon ini merupakan saksi bisu kekejaman yang terjadi pada masa Perang Sipil Kamboja (1970-1975). Di batang pohon ini, ratusan anak dan bayi penduduk sipil yang dituduh berkhianat terhadap rezim pimpinan Pol Pot meregang nyawa. Anak-anak itu menjadi korban keganasan genosida Khmer Merah bahkan sebelum mereka bisa memahami apa yang sedang terjadi di negara itu.

Pohon Chankiri merupakan peninggalan bersejarah yang berada di salah satu situs Ladang Pembantaian Khmer Merah. Area yang meliputi Tuol Sleng dan Choeung Ek ini digunakan oleh pasukan Khmer Merah untuk membantai lebih dari satu juta warga sipil.


Pada masa itu, Khmer merah melakukan pembantaian besar-besaran. Warga yang dianggap bersalah disiksa sampai terpaksa mengaku, kemudian dibunuh dengan hantaman palu, bambu runcing, atau senjata lainnya. Pasalnya saat itu amunisi adalah barang mahal. Jadi para prajurit harus 'kreatif' dalam melakukan eksekusi. Anak-anak mereka juga ikut dihabisi. Kepala mereka dihantamkan ke Pohon Chankiri keras-keras hingga tewas.

Kenapa harus melakukan tindakan sekejam itu kepada anak-anak dan balita yang masih belum mengerti apa pun? Sebab untuk mencabut rumput dari tanah, kita harus mencabut sampai ke akar-akarnya. Tampaknya pendapat itu yang dipercayai oleh Khmer Merah.

Menurut James A. Tyner dalam bukunya yang berjudul War, Violence, and Population: Making the Body Count, tindakan ini sengaja dilakukan untuk mencegah tumbuh suburnya benih dendam di antara keluarga korban. Dengan begini aksi pemberontakan dari anak-anak korban di masa depan bisa dicegah.

Mirisnya, para prajurit yang melakukan eksekusi terhadap anak-anak dan para korban juga tak punya banyak pilihan. Menurut artikel Cambodian Shadows yang ditulis oleh Penny Cockerell, mereka harus tertawa keras-keras saat membunuh anak-anak itu. Memperlihatkan simpati sedikit saja akan membuat mereka ikut dicurigai.

Saat ditemukan kembali, batang Pohon Chankiri ternoda darah kering, helaian rambut, otak, dan serpihan tulang. Sekarang Pohon Chankiri dan seluruh situs Ladang Pembantaian diabadikan sebagai monumen pengingat atas kebrutalan rezim Khmer Merah pada masa itu.

Untuk mengenang anak-anak yang tewas secara mengenaskan itu, sekarang di batang Pohon Chankiri tergantung tali berwarna-warni yang mewakili jiwa anak-anak. Di sampingnya berdiri sebuah papan yang menjelaskan riwayat singkat Pohon Chankiri. Hampir tak ada wisatawan asing yang tak meneteskan air mata saat melihat pohon ini dan mendengarkan kisah kelamnya.

Sumber Merdeka.com

Jumlah 0 komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Selalu Mengikuti Peraturan. Kunjungi http://bit.ly/KomentarWU untuk mengetahui Kebijakan Komentar WowUniknya.net

Artikel Berikutya Next Post
Artikel Sebelumnya Previous Post

Baca Juga