30 Maret 2017

author photo
Samudra meliputi 71% permukaan bumi, dengan area sekitar 361 juta kilometer persegi, isi samudra sekitar 1.370 juta km³, dengan kedalaman rata-rata 3.790 meter.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Tahun 2016 resmi jadi tahun terhangat. World Meteorological Organization melaporkan samudra memanas jauh lebih cepat dari dugaan sebelumnya. Ini berdampak pada banyak hal, termasuk cuaca dan terumbu karang. Berikut hal yang akan terjadi jika suhu samudra naik..

1. Atlantis 2.0

Atlantis 2.0
Akibat pemanasan global, permukaan air laut naik. Tahun 2004 sampai 2010 permukaan laut naik sekitar 15 mm. Antara 2010 sampai 2016 jumlahnya dua kali lipat. Kawasan tropis di Pasifik Barat yang terutama terkena dampaknya. Kawasan pantainya terancam terendam air, dan pulau-pulau terancam hilang tertelan laut akhir abad ini.

2. Es Abadi Lumer

Es Abadi Lumer
Naiknya suhu samudera dan atmosfir, memicu pelumeran gletser dan kawasan es abadi. 2016 laut es dekat kutub luasnya berkurang 4 juta kilometer persegi. Konsekuensinya, air dari es yang lumer mengalir ke sungai dan samudera. Ini juga menambah cepat kenaikan muka air laut.

3. Nemo Menghilang

Nemo Menghilang
Sebagian kawasan dunia menghangat lebih dari 3°C, dan mengganggu ekosistem laut. 72% spesies ikan yang hidup di dekat dasar laut, di kawasan timur laut Samudra Atlantik sejauh ini sudah kena dampaknya. Suhu yang menghangat membatasi penyebaran ikan. Spesies yang hidup di kawasan laut tropis populasinya juga makin berkurang akibat gangguan pada habitatnya.

4. Terumbu Karang Memucat

Terumbu Karang Memucat
Naiknya suhu dan keasaman air laut berdampak merusak terumbu karang tempat ikan memijah. Terumbu karang termasuk ekosistem laut yang paling sensitif. Kenaikan suhu air 3°C bisa memicu matinya terumbu karang dan hewan yang tinggal di dalamnya. Bagian utara Great Barrier Reef sudah alami kematian terumbgu karang sekitar 50%.

5. Badai Dahsyat Makin Sering

Badai Dahsyat Makin Sering
Seiring meningkatnya suhu samudra, badai tropis dahsyat lebih sering terjadi. Satu contohnya, siklon tropis Matthew, yang menghantam Haiti Oktober 2016. Menurut pemerintah Haiti, jumlah korban tewas 546. Siklon tropis juga sebabkan kerugian ekonomi sekitar 15 milyar Dolar di Haiti, AS, Kuba dan kepulauan Bahama.

6. Turbulensi Udara

Turbulensi Udara
Antara pola angin di atmosfer dan suhu samudra ada korelasi erat. Air laut yang menghangat juga bisa menyebabkan arus angin makin kuat. Ini bisa berdampak pada penerbangan, karena angin bisa jadi hambatan atau sebaliknya dorongan kuat. Akibatnya pesawat bisa makin cepatnya, atau juga lebih lambat dan turbulensi makin sering terjadi. 

Baca Juga :
  1. Unik, Merasa Bosan Murid-murid ini Membuat Coret-coretan Yang Tidak Biasa
  2. Apakah Anda Pernah Berfikir, Mana Yang Lebih Sering Rusak, iPhone atau Android?
  3. Inilah 8 Kota Dengan Biaya Hidup Termahal di Indonesia
  4. Nauzubillah Min Zalik, Inilah Tujuh Rupa Mayat di Dalam Kubur Sesuai Dengan Amalannya Semasa Hidup
  5. Ternyata Ini Dia Satu-Satunya Daerah di Indonesia yang Tidak Dijajah Belanda

(Ref: sandk, catatansnadk.net, dw.com, wikipedia, berbagai sumber)

Jumlah 0 komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Selalu Mengikuti Peraturan. Kunjungi http://bit.ly/KomentarWU untuk mengetahui Kebijakan Komentar WowUniknya.net

Artikel Berikutya Next Post
Artikel Sebelumnya Previous Post

Baca Juga