18 November 2016

author photo
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut.

Pernah kah kamu mengalami yang namanya cinta monyet? baik itu cinta yang bertepuk sebelah tangan atau saling cinta. Perasaan jatuh cinta saat remaja atau bahkan saat masa anak-anak. Tahukah kamu? Mengapa pria dan wanita jatuh cinta pada usia seperti ini?

Cinta monyet ini sebenarnya hanya sebuah sindiran yang digunakan untuk seseorang yang kurang mencintai pasangannya. Jatuh cinta sesaat dan kurang begitu mencintai.

Ilustrasi cinta monyet
Cinta monyet…. Sebenarnya Istilah yang “fenomenal” pada dasar warsa akhir thn 1960-an sampai pada awal tahun 1980-an. Istilah ini dipakai oleh beberapa seniman (dalam bentuk Puisi dan juga Lagu), para psikolog untuk meneliti tingkah-laku, gaya dan cara bergaul anak-anak remaja pada dasarwarsa tersebut diatas. Ketika itu terjadi perubahan besar dalam kehidupan anak-anak remaja Indonesia bahkan juga para pemuda-pemudi; dari yang terkungkung, anak sopan menjadi bebas dan liar, termasuk dalam menjalin hubungan pada lawan jenis. Dalam perubahan seperti itu, pada umumnya anak-anak sekolahan, (dari SMP-SMA) mulai terbuka untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis (ketika itu, seorang siswa yang punya Pacar akan dianggap tidak sopan, belum pantas; baik oleh orang tua, maupun para guru).

Akibatnya, anak-anak remaja pada masa itu, sembunyi-sembunyi berpacaran, dan merasa malu jika ketahuan orang sedang berpacaran, komunikasi lebih banyak lewat surat (bandingkan dngn keadaan sekarang; seorang remaja akan sangat terbuka mengungkapkan perasaannya dan merasa bangga memiliki seorang pacar tidak perlu disembunyikan; medianyapun lebih banyak).

Baca Juga:
  1. Demi Hidup Yang Lebih Sehat, Yuk Kontrol Asupan Karbohidrat
  2. Ini Dia 5 Robot Canggih Yang Justru Berbentuk Menyeramkan
Penjelasan ke-dua : Sikap orang tua termasuk guru, para seniman, para phsycolog; menganggap bahwa para remaja dimasa itu belum tahu arti Cinta. Menurut Mereka (orang tua, guru, seniman, psikolog) situasi dan tren masa itu terjadi karena anak-anak sekolah tadi terlalu banyak menonton (TV, Video, film dari Eropa, India, dan Amerika) merambah dan memenuhi gedung-gedung bioskop di Indonesia. Katanya, fenomenal CINTA MONYET adalah gambaran gaya berpacaran anak remaja Indonesia (masa itu) dengan segala pola tingkah-laku yang serba tanggung dan malu-malu.

Ke-tiga : Analogi itu dilihat dari kebiasaan monyet selalu memperlihatkan sikap malu (sembunyi) meskipun ingin tahu.

Tipe cinta seperti ini berakhir bukan karena maut memisahkan. Tapi lebih karena sudah beda sekolah atau karena sudah menemukan pria idaman lain maupun wanita yang lebih cantik.

Walaupun semua itu akhirnya hanya menjadi kenangan. Menjadi buih-buih kecil yang terlupakan oleh waktu. Hanya menjadi tips cinta dari seorang guru supaya muridnya tidak hanya jatuh cinta tapi lebih memperhatikan pendidikannya saja. (diahanggra, beritaunik.net, wikipedia.com)

Jumlah 0 komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Selalu Mengikuti Peraturan. Kunjungi http://bit.ly/KomentarWU untuk mengetahui Kebijakan Komentar WowUniknya.net

Artikel Berikutya Next Post
Artikel Sebelumnya Previous Post

Baca Juga