Diabetes (diabetes melitus) adalah penyakit jangka panjang atau kronis yang ditandai dengan kadar gula darah (glukosa) yang jauh di atas normal. Glukosa sangat penting bagi kesehatan kita karena merupakan sumber energi utama bagi otak maupun sel-sel yang membentuk otot serta jaringan pada tubuh kita.
Diabetes juga bisa mengakibatkan kebutaan pada penderitanya, diagnosa dini sangatlah penting untuk mengetahui apakah seseorang terkena diabetes atau sudah terkena diabetes yang cukup parah, diagnosis sendiri cukup dibilang banyak tahapnya, namun remaja asal India ini menemukan solusinya yang cukup praktis
Kavya Kopparapu |
Saat seseorang mengalami DR, pembuluh darah di retina menjadi rusak hingga mengakibatkan kebutaan. Kebutaan seperti ini sebenarnya dapat dicegah. Namun, biaya pemeriksaan dan keterbatasan staf ahli membuat prosedur pencegahan DR hanya dapat diakses oleh sebagian orang.
"Kurangnya diagnosis adalah tantangan terbesar. di India, ada program yang mengirim dokter ke desa dan daerah kumuh, tapi ada banyak pasien dan hanya beberapa dokter spesialis mata," kata Kopparapu kepada IEEE Spectrum.
Bersama saudara laki-lakinya Neeyanth dan teman sekelas Justin Zhang, Kopparapu membuat aplikasi di telepon genggam untuk memeriksa mata dengan bantuan kecerdasan buatan dan cetakan lensa 3D sederhana. Sistem tersebebut dinamakan Eyeagnosis.
Kopparapu melatih jaringan saraf tiruan untuk mengenali gambar tampilan DR. Bersama dengan timnya, mereka mencari jaringan yang sesuai dan memutuskan untuk menggunakan Microsoft ResNet-50.
Jaringan saraf tiruan ini membuat mesin memindai kumpulan data dari 34.000 pemindaian retina dari National Institute of Health (NIH). Selain itu, Kopparapu juga berkonsultasi dengan banyak ahli di bidangnya, termasuk dokter mata, ahli biokimia, ahli kecerdasan buatan, dan ilmuwan saraf.
Eyeagnosis(Kavya Kopparapu/IEEE Spectrum) |
Untuk memindai retina, Eyeagnosis dibantu lensa cetak 3D sederhana untuk memusatkan cahaya dari lampu kilat telepon pintar. Fungsinya untuk menerangi bagian belakang mata seperti yang dilakukan oleh mesin pencitraan retina yang digunakan untuk mendiagnosa DR selama ini.
Sejauh ini, Eyeagnosis telah diuji coba di Rumah Sakit Mumbai. "Apa yang dia butuhkan adalah banyak data klinis yang menunjukkan bahwa (Eyeagnosis) dapat diandalkan di berbagai situasi: di rumah sakit mata, di pedesaan, dan di klinik-klinik India," kata dokter mata J. Fielding Hejtmancik dari NIH kepada IEEE Spectrum.
Eyeagnosis telah dipresentasikan di konferensi Artificial Intelligence O'Reilly di New York. Kopparapu juga mempresentasikan temuannya di Tedx Talk dan menyampaikan pidato di acara March for Science di Washington.
Perempuan berusia 16 tahun ini juga merupakan pendiri dan CEO Girls Computing League, sebuah lembaga nirlaba yang menyediakan lokakarya sains dan pengkodean komputer untuk kelompok kurang mampu.
"Dalam karir masa depan saya, saya tidak ingin dikenal sebagai perempuan yang kebetulan adalah ilmuwan komputer, saya ingin dikenal sebagai ilmuwan komputer yang kebetulan adalah seorang perempuan," katanya pada March for Science.
Berikut Videonya :
(Ref: ikhsan, wowuniknya.net, kompas, alodokter, sciencealert, youtube, berbagai sumber)
Jumlah 0 komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Selalu Mengikuti Peraturan. Kunjungi http://bit.ly/KomentarWU untuk mengetahui Kebijakan Komentar WowUniknya.net