30 Januari 2017

author photo
Mungkin banyak orang yang sudah familiar dengan istilah pasar jodoh. Pada dasarnya ini adalah tempat di mana para lajang berkumpul untuk mencari pasangan hidup. Dalam beberapa tradisi, bentuknya memang persis seperti pasar atau bursa lowongan kerja. Para orangtua 'menawarkan' anak mereka kepada orang-orang yang berniat mencari mempelai untuk anak mereka atau malah untuk diri sendiri. Di beberapa tempat, pasar jodoh mengambil bentuk yang lebih modern, melibatkan biro jodoh atau bahkan pialang.

Festival mempelai di Stara Zagora, Bulgaria. 2014 Vocativ/Jodi Hilton
Apapun bentuknya, pasar jodoh akan selalu menjadi tradisi unik yang mungkin bakal bertahan hingga abad berganti. Karena meskipun zaman sudah bergeser ke era digital, mencari jodoh tetap menjadi perkara pelik bagi banyak orang.

Festival mempelai Bulgaria, pasar jodohnya para pemuda gipsi

Bulgaria merupakan salah satu negara di barat yang masih mengenal tradisi pasar jodoh atau pasar mempelai. Ini adalah wadah di mana para pemuda dan pemudi keturunan Rom (gipsi) berkumpul di sebuah ruangan terbuka untuk mendapatkan cinta.

Festival mempelai di Stara Zagora, Bulgaria. 2014 Vocativ/Jodi Hilton
Bursa pencarian jodoh dilangsungkan di Stara Zagora, Bulgaria empat kali dalam setahun. Di sini para pemuda Rom yang berasal dari kelas pekerja bertemu, berdansa, dan mencoba untuk saling memikat, kadang ditemani oleh orangtua masing-masing. Tujuan utama mereka adalah menegosiasikan perjodohan yang bakal menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Mereka yang berkumpul di Stara Zagora saat festival mempelai dilangsungkan adalah bagian dari komunitas Kalaidzhi, keturunan imigran Rom yang mencari nafkah sebagai pengrajin tembaga.

Festival mempelai di Stara Zagora, Bulgaria. 2014 Vocativ/Jodi Hilton
18.000 Rom Kalaidzhi dikenal sebagai golongan ekonomi bawah yang tinggal di daerah-daerah kumuh. Karena itu, mendapatkan jodoh dengan harga yang pantas dianggap lebih penting daripada sekadar cinta.

Festival mempelai di Stara Zagora, Bulgaria. 2014 Vocativ/Jodi Hilton
Dilansir Vocativ, seorang pemuda atau duda bisa mendapatkan istri perawan dengan mahar sekitar 9.000 lev. Gadis-gadis berkulit terang, berambut pirang, dan bermata biru dianggap lebih atraktif dan bisa mendapatkan jodoh yang lebih layak.

Ratusan CV calon mempelai berjajar di pasar jodoh China

Pasar jodoh di China memiliki bentuk yang sedikit berbeda dengan Stara Zagora. Di sini, para orangtua memajang CV anak mereka agar dilirik oleh para pencari jodoh.

Jika kita melihat keadaan pasar jodoh di Shanghai maupun Beijing, kondisinya sama saja. Data diri para pemuda dan pemudi bertebaran di mana-mana. Ditempel pada payung, dinding, dan plakat kayu agar mudah dibaca. Kadang dibeberkan di pinggir jalan untuk menarik minat para pejalan kaki.

Pasar jodoh China. Jeffrey Donenfeld
Umumnya data diri calon mempelai berisi keterangan mengenai pekerjaan, zodiak, pendidikan, tinggi badan dan karakteristik fisik lainnya, keahlian yang dimiliki, serta kendaraan seperti apa yang dipunyai.

Pasar jodoh China. Jeffrey Donenfeld
Keberadaan pasar jodoh di China telah menjadi sorotan dunia, terutama pasar jodoh yang berada di Beijing. Bursa pencarian mempelai ini dilangsungkan di Taman Rakyat setiap akhir pekan. Di sini para orangtua akan 'menawarkan' anak mereka yang masih sendiri dari pagi hingga pukul lima sore.

Bursa mempelai India, bisnis asmara beromzet jutaan rupee

Di India, pasar jodoh mengambil bentuk yang berbeda lagi. Di sini pencarian calon mempelai sudah melibatkan pialang pernikahan dan biro jodoh. Menurut laporan Hindustan Times, pada tahun 2011 saja pasar jodoh di India sudah berkembang menjadi bisnis menggiurkan dengan keuntungan mencapai jutaan rupee. Sebuah biro jodoh sukses di New Delhi bisa meraup pendapatan 5 juta hingga 50 juta rupee.

Iklan biro jodoh di India. PhotoShelter/Paul Jeffrey
Jika di Bulgaria dan China para pria yang harus membayar mahar, di India justru sebaliknya. Meskipun zaman sudah modern, para wanita diharapkan memasuki rumah suami dan keluarga dengan bekal perhiasan, mobil, atau setidaknya sejumlah uang. Sebaliknya, para wanita akan mengharapkan suami yang berasal dari strata ekonomi lebih tinggi darinya.

Kondisi ini menyebabkan kesulitan tersendiri bagi para pria modern di India. Semakin banyak wanita India yang memiliki gelar pendidikan tinggi dan status ini membuat mereka semakin pilih-pilih dalam mencari suami. Apalagi jumlah wanita yang ada semakin sedikit. Menurut laporan The New York Times, banyak pria India dari golongan menengah ke bawah yang akhirnya tersisih dari bursa 

Menjerat cinta lewat tradisi jaringan di pasar jodoh Indramayu

Indonesia juga mengenal tradisi pasar jodoh yang masih ada sampai sekarang, meskipun nyaris ditinggalkan sama sekali. Ada pasar jodoh di Pasar Parean, Jalan Pantai Utara, Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Di sinilah tradisi jaringan tumbuh. Jaringan adalah tradisi di mana pemuda mengalungkan sarung ke leher perempuan yang disukai untuk menunjukkan maksud.

Pasar Jodoh di Indramayu. 2015
Menurut hasil penelusuran tim Merdeka.com, awalnya pasar jodoh hanya ajang berkumpul para pemuda dan pemudi Kandanghaur. Biasanya mereka berkumpul di Pasar Parean setiap malam minggu untuk mencari hiburan. Lambat laun, tempat ini menjadi ajang untuk mencari jodoh.

Sekarang tradisi ini sudah tergerus perkembangan zaman. Namun masih banyak warga lokal yang tetap mengenangnya.

Baca Juga :

  1. Ini 5 Ancaman Mematikan Bagi Kehidupan di Bumi
  2. Ternyata Nabi Muhammad Pernah Menyebut Orang Indonesia Termasuk Umat yang Paling Dicintainya
  3. Kualitas Internetmu Buruk? Google Rilis Versi Offline Untuk Android
  4. 8 Diktator Paling Brutal Dalam Sejarah Manusia
  5. Tak Disangka Sekelompok Monyet Langur Berduka Saat Robot Replika Monyet Mati

(Ref: sandk, catatansandk.com, merdeka.com, berbagai sumber)

Jumlah 0 komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Selalu Mengikuti Peraturan. Kunjungi http://bit.ly/KomentarWU untuk mengetahui Kebijakan Komentar WowUniknya.net

Artikel Berikutya Next Post
Artikel Sebelumnya Previous Post

Baca Juga