@inersyuhada |
Budaya penindasan dapat berkembang di mana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan. Seperti salah satu akun yang membagikan bagaimana kisah hidup seorang wanita yang begitu berat yang akhirnya viral di sosial media terutama Twitter.
Dikutip dari @inersyuhada, dalam ceritanya ine sering kali mengalami perundungan atau bullyan dari teman-temannya tidak hanya itu ine pun tidak selalu merasakan kasih sayang dari orang sekitar kecuali ibunya.Ia pun sempat merasakan ingin mengakhiri hidupnya, parahnya setiap kali ia di bully guru atau wali kelasnya pun menertawakannya.
Halo:) Namaku ine, kelahiran tahun 2003. Aku salah satu penderita penyakit paling langka di dunia, namanya Sindrom Marfan. Aku pengen bgt punya bnyk temen, karna di rl orang* pada jijik ama aku, kebanyakan dr mereka pada mandang fisik.— 🌻 i n e 🌻 (@inersyuhada) August 21, 2019
.
Adakah disini yg masih mau jadi temanku? pic.twitter.com/x1rBQIXHtE
Berikut rangkuman Utas dari @inersyuhada
Halo:) Namaku ine, kelahiran tahun 2003. Aku salah satu penderita penyakit paling langka di dunia, namanya Sindrom Marfan. Aku pengen bgt punya bnyk temen, karna di rl orang* pada jijik ama aku, kebanyakan dr mereka pada mandang fisik..Adakah disini yg masih mau jadi temanku?
Aku juga ingin berbagi cerita sama kalian semua dan sebelumnya aku sangat berterimakasih pada kalian yg udah menyempatkan waktunya utk membaca kisah hidupku ini.
Dimulai dari aku divonis Sindrom Marfan, gagal operasi dan akhirnya mata kiriku buta, mengalami broken home, dibully temen*, depresi sampai kepikiran utk bunuh diri, dan yg dulunya aku extrovert sekarang berubah menjadi introvert.
Aku divonis Marfan Syndrom dari umur 9 bulan. Sebelum aku diketahui kalau aku mempunyai penyakit Sindrom Marfan, Mamaku sempet curiga karena ciri* tubuhku ada yg tidak normal..
Ini ciri-ciri Sindrom Marfan:
Mamaku khawatir dan langsung membawaku ke dokter, lalu dilakukan pemeriksaan dan dokter mengatakan kalau ini Sindrom Marfan. Sindrom Marfan mempengaruhi mata, tulang, & jantung. Dokter menyarankan utk melakukan operasi mata karna jika tidak dioperasi, kedua mataku akan buta.
Aku dioperasi ketika usiaku sekitar 4 atau 5 tahun, dioperasi 2kali (mata kanan & kiri) tapi tidak dalam waktu yg bersamaan.
Aku sangat bersemangat & ga ada rasa takut, mungkin karna aku masih kecil dan belom ngerti apa-apa.
Setelah dioperasi dan beberapa Minggu kemudian, aku dibolehkan pulang oleh dokter. Aku dioperasi di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Aku tinggal di Pati, Jawa Tengah, jadi harus bolak-balik Pati-Jakarta naik Bis..
Ini fotoku setelah dioperasi
Setelah beberapa hari kemudian, ada yg aneh dengan mata kiriku. Air mataku terus menerus bercucuran, mataku memerah hingga akhirnya terasa gelap dan mata kiriku gabisa melihat sama sekali, bener* gelap banget.
Aku ga berani ngomong sama Mama kalau mata kiriku udah gabisa liat.
Mamaku sadar kalau ada yg aneh dengan mata kiriku.
Mama khawatir dan akhirnya mama membawaku lagi ke Jakarta.
Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter mengatakan bahwa mata kiriku buta secara permanen. Semua dokter disana sudah angkat tangan tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Orang tuaku hanya bisa pasrah kepada Tuhan.
Darahku juga sudah dikirim ke Belanda utk dilakukan penelitian tapi sampai detik ini belom ada kabar, kata dokter memang penyakitku ini sangat langka dan belom ada obatnya
Hanya bisa melakukan pencegahan agar tdk semakin parah. Contohnya seperti: ga boleh olahraga atau kegiatan fisik yg bikin aku kelelahan, ga boleh angkat beban, ga boleh renang karena dapat memperparah jantung.
Kata dokter jantungku itu sangat tipis, bagaikan balon yg ditiup terlalu besar dan akhirnya bisa pecah. Kalo sudah pecah, aku meninggal :(
Hari demi hari ku lalui, mata kiriku mulai berubah warna dan semakin bengkak, aku hanya bisa pasrah dan berdoa kepada Tuhan semoga ada keajaiban.
Ketika aku kelas 4 SD, terjadi konflik di keluargaku hingga bikin orang tuaku memutuskan untuk pisah.
Beberapa bulan kemudian, mamaku nikah lagi.
Kenaikan kelas 5 SD, aku pindah sekolah karna rumahku juga pindah.
Aku tinggal dirumah ayah tiriku. Aku mulai beradaptasi dengan lingkungan baru, dan disitulah aku mulai mendapat bullyan dari temen* baruku. Aku bener* ga punya temen, dikucilkan, & dibully tiap hari.
Pernah suatu hari, aku dikunci didalam kelas berdua sama temen cowo, dia juga orangnya pendiem jadi gabisa melawan.
Temen* yg ngunciin aku didalam kelas tadi, mentertawakanku dari luar jendela sambil mengejekku.
Lalu ada guru dateng menghampiri,
Guru itu tanya ke temen* yg bully aku tadi "Ada apa ini kok ribut-ribut?"(sambil membukakan pintu).
Temen*ku jawab gini "itu bu, Ine berduaan di dalam kelas (pacaran)". Padahal mereka sengaja ngunciin aku di dalam kelas, lalu memfitnahku kalau aku lagi pacaran.
Aku langsung nangis dong, tapi guruku percaya gitu aja sama omongan mereka dan ikut mentertawakanku. Sumpah jahat banget:(
Aku pengen bgt pulang ke rumah, tapi rumah & sekolahan itu bagiku sama aja, sama-sama seperti neraka.
Disekolahan aku dibully, dirumah ada ayah & sodara tiri jahat. Aku sangat depresi dan sampe kepikiran utk bunuh diri diumurku yg masih 10 tahun itu, tapi aku mencoba utk bertahan.
Ga lama kemudian, ada masalah keluarga yg bikin Mama bertengkar dgn ayah tiriku,
Dan akhirnya mama memutuskan utk pergi dari rumah, aku ikut mama pergi. Aku juga minta ke mama, balikin aku ke SD ku yg dulu, mama meng-iyakan. Akhirnya aku bisa hidup tenang dan ga stress lagi.
Ketika memasuki SMP, Aku mulai dibully lagi. Dari kls 7-9 dibully hampir tiap hari
Dan membuatku jarang masuk sekolah, hampir tiap hari nangis sejadi-jadinya, aku ga punya temen, cuma mama yg bisa jadi temen sharing ku. Kadang aku cerita ke mama, kadang aku pendem sendiri.
Waktu aku kls 8, skoliosis ku mulai terasa sakit & semakin bengkok. Lalu berobat ke Solo
Kata dokter, jalan satu-satunya agar kembali normal adalah operasi, tapi tidak memungkinkan karna jantungku lemah dan sangat beresiko, operasi tulang ini sangat mempengaruhi jantung, hanya 1 banding 10.000 orang yg bisa selamat. Mama memutuskan utk tidak melakukan operasi..
Jadi, aku akan merasakan sakit seumur hidup:(
Alhamdulillah setelah aku memasuki SMA, ada temen* & guru* yg baik ama aku.
Tapi masih ada beberapa yg masih jijik ama aku, kebanyakan dari kelas lain, tapi untung tidak sekelas.
Tapi aku masih trauma sampe sekarang, dan membuatku jadi anak yg pendiem, suka minder, & takut ketemu orang*. Padahal sebelum pernah dibully & mengalami broken home, aku adalah anak yg ceria, bnyk omong, & mudah bergaul.
Sekian, terima kasih yg sudah menyempatkan waktunya utk membaca kisah kehidupanku ini ya teman-teman.Jangan patah semangat ine, banyak kok yang mau berteman dengan kamu tanpa memandang fisik, terus jadi anak yang ceria lagi yak jangan dengarkan apa kata orang, semangat.
Sebenernya ceritanya sangat panjang, tapi ini sudah terlalu panjang, jadi ku singkat saja.
Jumlah 0 komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Selalu Mengikuti Peraturan. Kunjungi http://bit.ly/KomentarWU untuk mengetahui Kebijakan Komentar WowUniknya.net