28 Januari 2017

author photo
Hiu umumnya lambat mencapai kedewasaan seksualnya dan menghasilkan sedikit sekali keturunan dibandingkan dengan ikan-ikan lainnya yang dipanen. Ini telah menimbulkan keprihatinan di antara para biologiwan karena meningkatnya usaha yang dilakukan untuk menangkapi ikan hiu selama ini, dan banyak spesies yang kini dianggap terancam punah. Namun tidak dengan salah satu jenis Hiu ini.

Kebanyakan hewan takkan punya keturunan tanpa ada lawan jenis yang membuahi sel kelaminnya. Tapi, hiu zebra (Stegostoma fasciatum) ternyata bisa. 

Hiu Zebra
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Scientific Report minggu ini menguak, betina hiu zebra tetap dapat beranak meski pejantan tak ada.

Menurut ilmuwan, perilaku tersebut dikembangkan oleh hiu zebra guna mendukung kelangsungan hidup serta evolusi spesiesnya.

Christin Dudgeon dari University of Queensland mendokumentasikan perilaku unik itu saat mempelajari hiu zebra betina bernama Leonie.

Leonie ditangkap pada tahun 1999 dan diperkenalkan pada pejantan di Reef HQ Aquarium, Queensland agar bisa mendukung program penambahan populasi hiu zebra.

Tahun 2008, Leonie sempat kawin beberapa kali dengan pejantan dan menghasilkan keturunan. Salah satu anaknya bernama Lolly.

Tahun 2012, Leonie lalu dipisahkan dari pejantan karena peninjauan ulang program reproduksi hiu zebra. Ia lalu tinggal dengan Lolly dalam satu tangki yang sama.

Tahun 2015, Leoni dan Lolly rupanya bertelur dan menghasilkan keturunan. Leonie punya anak lagi yang bernama Cleo dan Lolly punya anak bernama Kitkat.

Yang mengejutkan, saat dilakukan analisis genetik, anak Leonie dan Lolly ternyata homozigot. Itu tanda kedua anak lahir dari pembuahan aseksual atau partenogenesis.

Dudgeon mengatakan, bagi betina seperti Lolly yang belum pernah bertemu pejantan, pembuahan aseksual biasa. Namun, bagi Leonie yang pernah kawin, partenogenesis belum pernah ditemui.

Diberitakan The Guardian, Selasa (17/1/2017), Dudgeon belum mengetahui pasti sebab perubahan perilaku Leonie. Namun, ia menduga itu adalah respon pada kelangkaan pasangan dan upaya untuk subur lebih lama.

Dudgeon mengungkapkan, timnya akan memantau Cleo dan Kitkat hingga umur 7 tahun (saat hiu zebra matang secara seksual) untuk mengetahui kemampuannya bereproduksi secara aseksual.

Fakta hiu zebra yang seolah mengagumkan itu sebenarnya kabar buruk. Anak hasil partenogenesis memiliki keragaman genetik lebih rendah sehingga cenderung kurang adaptif. 

"Ini adalah bentuk ekstrem dari perkawinan sedarah, Dalam jangka panjang bukanlah hal yang baik," kata Dudgeon. 

Dengan status terancam, kemampuan hiu zebra bereproduksi aseksual tak bisa jadi harapan konservasi. Ia berharap lebih banyak pihak menaruh perhatian pada spesies itu. 

Baca Juga :

Jumlah 0 komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Selalu Mengikuti Peraturan. Kunjungi http://bit.ly/KomentarWU untuk mengetahui Kebijakan Komentar WowUniknya.net

Artikel Berikutya Next Post
Artikel Sebelumnya Previous Post

Baca Juga