Sungguh, mata keimanan seorang mukmin memandang bahwa kebakaran besar yang melanda negeri Zionis Yahudi itu adalah baru setitik azab yang Allah turunkan dikarenakan kezaliman mereka. Dan Zionis Yahudi dari masa ke masa, telah menghitamkan lembaran-lembaran sejarah dengan kekejian dan kezaliman mereka
Ketika berita kebakaran hebat terjadi di wilayah entitas Yahudi, “Israel”, mengakibatkan lebih dari 80,ooo pendudukanya diungsikan, luluhlantaknya bangunan, mobil dan harta kekayaan mereka, persis setelah mereka mengesahkan UU yang melarang adzan, ada pertanyaan apa gerangan yang terjadi?
Kebakaran di Israel |
﴿أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ إِرَمَ ذَاتِ الْعِمَادِ الَّتِي لَمْ يُخْلَقْ مِثْلُهَا فِي الْبِلَادِ وَثَمُودَ الَّذِينَ جَابُوا الصَّخْرَ بِالْوَادِ وَفِرْعَوْنَ ذِي الْأَوْتَادِ الَّذِينَ طَغَوْا فِي الْبِلَادِ فَأَكْثَرُوا فِيهَا الْفَسَادَ فَصَبَّ عَلَيْهِمْ رَبُّكَ سَوْطَ عَذَابٍ إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ ﴾
“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Aad? (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain, dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah, dan kaum Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak), yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu, karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab, sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.”
Mengapa Allah menyebut ‘Ad, Tsamud dan Fir’aun? Ibn Katsir memberikan jawaban, bahwa mereka adalah kaum yang membangkang, sombong, penindas, tidak mau taat [ahli maksiat], mendustakan rasul-rasul-Nya serta menolak kitab-kitab suci-Nya. Allah menyebut mereka, dengan bertanya:
﴿أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ إِرَمَ ذَاتِ الْعِمَادِ الَّتِي لَمْ يُخْلَقْ مِثْلُهَا فِي الْبِلَادِ ﴾
“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Aad? (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain.” [Q.s. al-Fajr: 6-8]
Allah menyebut mereka, untuk menjelaskan, bagaimana caranya Allah menghancurkan dan membinasakan mereka, dan menjadikan mereka sebagai bahan pembicaraan untuk diambil sebagai pelajaran bagi umat setelahnya. Mereka yang pertama adalah kaum ‘Ad. Siapa mereka?
Kaum ‘Ad adalah keturunan ‘Ad bin Iram bin ‘Aush bin Sam bin Nuh. Ibn Ishaq menjelaskan tentang mereka, bahwa Allah pernah mengutus utusan kepada mereka, yaitu Nabi Hud ‘alaihi as-salam. Mereka mengingkari dan mendustakannya. Allah selamatkan di antara keturunan mereka, dan orang-orang yang beriman di antara mereka. Mereka pun nyaris habis tak berbisa. Kisah mereka pun diabadikan tidak hanya di satu surat, tetapi dalam surat yang lain, sebagaimana firman Allah ini:
﴿فَأَمَّا ثَمُودُ فَأُهْلِكُوا بِالطَّاغِيَةِ وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَىٰ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ فَهَلْ تَرَىٰ لَهُم مِّن بَاقِيَةٍ ﴾
“Adapun kaum Tsamud, maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa. Adapun kaum ‘Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum ‘Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka.” [Q.s. al-Haqqah: 5-8]
Tujuannya, agar bisa dijadikan pelajaran oleh orang Mukmin, dan siapa saja yang mau membuka mata, telinga dan hatinya. Allah menambahkan sifat, “Irama Dzati al-‘Imad” [kaum Iram yang mempunyai bangunan pencakar langit]. Bangunan mereka tinggi menjulang, disanggah dengan tiang-tiang pancang yang kokoh. Mereka adalah kaum yang sangat kuat dan adidaya di zamannya. Nikmat kekuatan dan kekuasaan yang begitu luar biasa itu seharusnya digunakan untuk mengingat kebesaran Allah, dan beribadah kepada-Nya, tetapi tidak.
Ini tentang kaum ‘Ad dan Iram. Selain mereka, Allah juga menyebut kaum Tsamud:
﴿وَثَمُودَ الَّذِينَ جَابُوا الصَّخْرَ بِالْوَادِ ﴾
“dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah.” [Q.s. al-Fajr: 9]
Menurut Ibn Jarir at-Thabari, “Mereka memotong batu-batu di lembah.” Ibn ‘Abbas menjelaskan maknanya, “Mereka memahat dan menghancurkannya.” Ibn Ishaq menyatakan, mereka adalah bangsa Arab, yang tinggal di Wadi Qura. Ada yang mengatakan, mereka ada di daerah Syam, terlebih dengan ditemukannya bebatuan yang dipahat, bak istana. Tetapi, siapapun mereka, al-Qur’an menyebutkan:
﴿وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِن بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِن سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا ۖ فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ ﴾
“Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum ‘Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan..” [Q.s. al-A’raf: 74]
Mereka adalah kaum Tsamud, menggantikan kaum ‘Ad. Mereka diberi kemampuan oleh Allah, antara lain memotong, memahat batu dan menjadikannya sebagai rumah dan istana mereka. Tetapi, nyatanya, mereka sama saja dengan kaum sebelumnya, ‘Ad dan Iram. Mereka pun dibinasakan oleh Allah, sebagaimana Allah binasakan kaum ‘Ad dan Iram.
Setelah mereka, Allah datangkan Fir’aun, yang mempunyai pasukan yang sangat kuat. Gambaran dari kekuatan dan kegagahan pasukannya itu dinyatakan dengan deskripsi, “Dzi al-Autad” [tangan dan kakinya dilapisi besi]. Begitu penjelasan Ibn ‘Abbas, Mujahid, Sa’id bin Jubair, al-Hasan dan as-Sudi.
Kaum ‘Ad, Iram, Tsamud dan Fir’aun, dengan seluruh kekuatan, kegagahan, kecanggihan dan kekuasaannya tidak digunakan untuk taat kepada Allah. Sebaliknya, justru semuanya itu digunakan untuk berbuat maksiat, kezaliman dan kerusakan di muka bumi.
﴿الَّذِينَ طَغَوْا فِي الْبِلَادِ فَأَكْثَرُوا فِيهَا الْفَسَادَ ﴾
“yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu.” [Q.s. al-Fajr: 11-12]
Ibn Katsir menjelaskan, mereka membangkang dari titah Allah, sombong dan melakukan penindasan di muka bumi, dengan merusak dan menganiaya orang. Karena mereka kuat dan digdaya, maka tak satupun yang bisa menghentikan kezaliman mereka. Saat itulah, Allah membinasakan dan menghancurkan mereka dengan cara-Nya sendiri. Inilah yang Allah jelaskan:
﴿فَصَبَّ عَلَيْهِمْ رَبُّكَ سَوْطَ عَذَابٍ إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ ﴾
“karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab, sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.” [Q.s. al-Fajr: 13-14]
Lafadz, “Fa Shabba ‘alaihim” [ditimpakan kepada mereka] dalam bahasa Arab biasanya digunakan untuk konteks mengguyurkan air. Jadi, dari redaksi ayat ini, Allah menuturkan, bahwa adzab yang ditimpakan oleh Allah kepada mereka itu seperti diguyurkan kepada mereka. Karena itu, Ibn Katsir menjelaskan, “Unzila ‘alaihim rijzan min as-sama’” [Kepada mereka telah diturunkan kotoran/adzab dari langit].
Baca Juga :
- Tips, Cara Cepat Menghafal Al-Qur'an Dalam 15 Menit, Wajib Coba!
- Kisah Abi Sarah, Penghina Al-Qur'an Yang Dihukum Mati
Apa yang terjadi pada entitas Yahudi, yang mengalami kebakaran begitu dahsyat sudah lebih dari tiga hari, dan belum bisa dipadamkan, bahkan ada yang mengatakan, “Hanya Allah yang bisa memadamkan api tersebut.” adalah bukti Maha Kuasa Allah untuk menghukum, membinasakan, melumat dan menghancurkan siapapun yang dengan segala kekuatan, kekuasaan dan kedigdayaannya melakukan kezaliman dan kedikdatoran kepada manusia, nyaris tak ada yang bisa menghalanginya. Saking hebatnya, kekuatan, kekuasaan dan kedigdayaannya, sehingga tidak ada yang bisa menghentikannya. Ternyata, bagi Allah, begitu mudah menghabisi mereka.
Kebakaran di Israel |
Kekuatan, kekuasaan, kedigdayaan, tekonologi dan segala macam kehebatan SDM mereka tak berkutik. Inilah nasib bangsa, kaum dan kekuasaan yang merajalela dim muka bumi ini dengan kemaksiatan, kerusakan dan kezalimannya. Mereka mengira, tidak ada yang bisa menghentikan mereka, sehingga terus-menerus bersikap adigang-adigung-adiguno. Mereka jelas salah. Karena, ternyata bagi Allah mereka itu bukan siapa-siapa, dan kecil. Karena itu, Allah menggunakan lafadz, “Sautha ‘Adzab” [cemeti adzab].
“Cemeti” biasanya digunakan untuk memecut. Seolah Allah hendak mengatakan, “Lihatlah, cukup dengan sekali pecutan adzab, kalian hancur lebur. Mau sombong, mau adigang-adigung-adiguno dengan mempertontonkan kekuatan dan kekuasaan kalian untuk menindas orang.” Allah Akbar. Allah pun menutup ancaman-Nya dengan menyatakan:
﴿إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ ﴾
“Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.” [Q.s. al-Fajr: 14]
Seolah Allah hendak menyatakan, “Awas, jangan macam-macam! Karena, Tuhanmu selalu mendengar, melihat, mencatat, dan membalas apa yang kalian lakukan.”
Begitulah, ayat-ayat ini menuturkan pelajaran kepada kita. Semoga, mata, telinga dan kita bisa melihat, mendengar dan mengambil pelajaran darinya. Amin ya Rabb.
(Ref: sandk, catatansandk.com, KH Hafidz Abdurrahman, Khadim Majlis-Ma’had Syaraful Haramain, fauziya/muslimahzone.com)
Jumlah 0 komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Selalu Mengikuti Peraturan. Kunjungi http://bit.ly/KomentarWU untuk mengetahui Kebijakan Komentar WowUniknya.net