29 November 2016

author photo
Percobaan atau disebut juga eksperimen adalah suatu set tindakan dan pengamatan, yang dilakukan untuk mengecek atau menyalahkan hipotesis atau mengenali hubungan sebab akibat antara gejala. Dalam penelitian ini, sebab dari suatu gejala akan diuji untuk mengetahui apakah sebab (variabel bebas) tersebut memengaruhi akibat (variabel terikat). Penelitian ini banyak digunakan untuk memperoleh pengetahuan dalam bidang ilmu alam dan psikologi sosial.

Eksperimen medis hingga saat ini adalah hal yang sangat mengerikan. Pasalnya, selalu akan ada yang dikorbankan untuk uji coba, dan belum tentu hal ini membuahkan hasil yang baik.

Di era modern seperti sekarang, perusahaan yang menggunakan bahan kimia di produknya seringkali diprotes karena menggunakan binatang sebagai objek uji coba. Namun hal ini tentu berbeda dengan zaman dahulu.

Di zaman dahulu, percobaan medis sungguh tak memikirkan kemanusiaan. Seringkali anak-anak, orang miskin, yatim piatu, orang tua, bahkan anak penyandang disabilitas dan keterbelakangan mental adalah objeknya.

Terlebih lagi di abad ke 19 dan 20 lalu, hal seperti ini tak dilindungi undang-undang. Berikut beberapa kisahnya.

1.Obat TBC yang diuji ke anak keluarga miskin

Ilustrasi
Pada tahun 1908, dokter sedang dituntut untuk segera menemukan obat atau pencegahan dari tuberkolosis. Namun uniknya, para dokter yang disebut-sebut ahli justru memutuskan untuk menguji coba obat yang baru diramunya kepada anak-anak dari keluarga miskin di rumah sakit anak-anak Washington DC. Para ilmuwan ini akhirnya sengaja menjangkiti anak-anak dengan basili tuberkolosis dan juga kultur tuberkulin tanpa sepengetahuan orang tua atau penjaga mereka.

Ketika hal ini ditemukan oleh pihak berwenang, dokter menolak untuk merilis nama-nama anak yang mereka uji coba, karena 'orang tua mereka adalah kelas bawah yang akan tentu akan keberatan keras akan hal ini.'

Beruntung, tak sampai ada korban jiwa dari peristiwa ini. Namun berdasarkan hukum di tahun tersebut, pelanggaran hak-hak individu yang telah terjadi pada anak-anak ini sama sekali tak mendapat tindakan apapun. Berbagai resiko buruk tentu bisa terjadi mengingat di era 1900an tersebut, TBC bisa merenggut nyawa warga Amerika Serikat hingga 110.000 orang per tahunnya.

2. Tempat tidur yang terkontaminasi kolera

Ilustrasi
Jika sekarang ilmu medis dan teknologi medis sudah modern, di zaman dahulu keadaan sangat berbeda. Oleh karena itu penyakit menular di zaman dahulu sangat mematikan. Negara-negara seperti Amerika Serikat dan Rusia berusaha untuk mempelajari tentang penyakit menular, bagaimana itu menyebar dan bagaimana menghentikannya.

Di tahun 1871, Rusia menggunakan cara yang cukup kejam untuk hal ini. Untuk mencari tahu penyebaran penyakit kolera, penyakit yang menyebabkan dehidrasi dan diare yang parah, pemerintah menempatkan para narapidana di tempat tidur yang sebelumnya terdapat orang meninggal karena kolera di tempat tidur tersebut. Lalu percobaan juga dilakukan di tempat tidur bersih.

Dari empat orang narapidana yang dilibatkan dalam percobaan ini, 3 orang meninggal karena kolera dalam waktu 4 jam saja. Namun dari penelitian ini akhirnya ditemukan bahwa sebenarnya kolera tidak menyebar melalui interaksi manusia seperti menggunakan tempat tidur bekas pengidap kolera, namun dari air minum yang tak bersih.

3. Pemberontak dihukum mati dan jasadnya digunakan untuk penelitian medis

Pemberontak dihukum mati dan jasadnya digunakan untuk penelitian medis
Di Perancis era pertengahan tahun 1800an, adalah zaman yang cukup mengerikan. Bagaimana tidak, demi keperluan medis, jenasah terhukum mati tidak dipulangkan, namun digunakan untuk percobaan.

Di tahun 1866, ada empat orang pemberontak yang tertangkap di laut, akhirnya dibawa kembali ke tanah Perancis untuk dieksekusi mati. Segera setelah dipenggal, kepala dan tubuh mereka langsung diserahkan pada ilmuwan untuk objek berbagai percobaan. Lebih mengerikan lagi, hal ini diumumkan di koran secara gamblang, seakan-akan hal seperti ini adalah hal yang manusiawi.

Bahkan deskripsi koran secara detil menyebutkan aspek-aspek yang cukup mengerikan. Seperti bagaimana dagingnya masih hangat, dan ilmuwan yang menguji coba jasad tersebut dengan mengalirinya dengan arus listrik tegangan tinggi.

4. Pembedahan makhluk hidup yang dilakukan pada yatim piatu

Pembehadana pada anak yatim piatu
Pada tahun 1913, dunia digegerkan dengan laporan dari media cetak The Washington Herald, yang menyebutkan bahwa anak-anak yatim piatu digunakan untuk subjek pembedahan makhluk hidup di banyak rumah sakit di penjuru dunia.

Salah satu kasusnya menimpa seorang dokter Jepang, yang telah melakukan eksperimen ke 146 anak yatim piatu yang diperoleh dari rumah sakit. Kasus yang dibawa ke kongres Internasional bersamaan dengan kasus lain ini, memperlihatkan berbagai tahap pembedahan makhluk hidup, di mana diperlihatkan juga instrumen pembedahannya yang cukup mengerikan. Di antara mereka ada yang sengaja diberi penyakit seperti disuntikkan sifilis, lalu dibedah.

Saat itu, tidak ada undang-undang yang melindungi anak-anak yatim piatu dari jahatnya eksperimen medis yang menimpa mereka. Mereka tak bisa menolak maupun melawan karena tak bisa berlindung di bawah payung hukum apapun, serta sudah tak memiliki siapa-siapa.

5. Transplantasi kelenjar hewan ke manusia

Orangtua yang tidak mempunyai buah zakar karena ditransplantasi
Di sebuah artikel surat kabar New York Tribune tahun 1921, menyebutkan bahwa ada sekelompok ilmuwan Jepang yang bereksperimen dengan kelenjar. Memang artikel ini terdengar sama sekali tak berbahaya, namun ketika membaca lebih lanjut, ada keanehan terjadi. Dokter-dokter di Jepang dari sebuah fakultas kedokteran di sana, mencoba mencangkokkan kelenjar hewan ke manusia, sebagai eksperimen untuk memperbarui vitalitas orang tua yang sudah pikun.

Tentu banyak orang tua dikorbankan untuk eksperimen ini. Uniknya, pencangkokan kelenjar hewan ke orang tua ini ternyata memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Lihat bagaimana peremajaan terjadi pada gambar di atas: gambar di atas menunjukkan pasien sebelum dicangkok (kiri), dan pasien satu tahun sesudahnya (kanan).

Bahkan eksperimen ini banyak melebar ke ranah lain, yakni mencangkok testis orang tua dengan testis hewan dengan tujuan meningkatkan kembali vitalitas seksual mereka. Tentu hal ini tak berhasil dan sebagai gantinya ada orang tua malang yang menikmati sisa hidupnya tak memiliki buah zakar.

Pada akhirnya, dokter akhirnya membuat serum khusus yang dibuat dari kelenjar hewan, dan serum ini disuntikkan ke pria yang telah mengalami penuaan. Serum ini dipercaya digunakan pada zaman dulu hingga akhirnya dunia medis menemukan viagra.

6. Percobaan menghidupkan orang mati yang berujung korban yang 'terbunuh dua kali'

Ilustrasi
Di tahun 1879, sebuah artikel cukup membuat para pembaca mual untuk mengonsumsinya. Berjudul "Meninggal dua kali: orang mati dibuat batuk, melirikkan mata, dan mengerang." Dari judulnya sepertinya ini akan membuat pembaca mual.

Benar, seperti judulnya, ada sebuah percobaan medis yang semata-mata dan tanpa tujuan ingin mencoba menghidupkan orang mati. Sadar eksperimen ini tak akan berhasil membuat orang mati tersebut hidup secara normal layaknya orang sehat, seorang terpidana mati diplot untuk jasadnya dijadikan eksperimen.

Seorang terpidana mati atas kasus pembunuhan istri bernama Merrick, akhirnya dieksekusi dan tubuhnya diserahkan ke Indianapolis Medical College untuk eksperimen medis.

Baca Juga :
  1. Fenomena Alam Aneh Terjadi di Langit Medan, Letusan Gunung Sinabung?
  2. Senjata Mematikan Ini Bisa Memicu Dunia Seperti Neraka

Mayat tersebut langsung diletakkan ke di kelas yang penuh dengan mahasiswa, dan mereka berkesempatan untuk melihat bagaimana para ilmuwan menghidupkan orang mati. Pertama-tama, mereka memompa udara kembali ke paru-parunya dengan sebuah alat. Lalu darah yang telah menggumpal dibuang, dan diganti dengan darah kambing yang telah dicampur susu dan dihangatkan hingga temperatur 38 derajat Celcius. Sebuah kawat yang terhubung ke baterai dimasukkan ke dua lubang yang dibor di tengkorak mayat tersebut.

Ketika alat dinyalakan, para ilmuwan seketika girang karena ada darah detak jantung yang muncul di jasad tersebut. Bahkan para mahasiswa melihat jasad tersebut membuka mata dan menggerakkan bola matanya. Ilmuwan mencoba mematikan alat eksperimennya untuk melihat bagaimana mayat ini hidup kembali.

Namun akhirnya degup jantung dari jasad ini makin tak menentu, pupil dari mata yang terbuka ini bahkan mampu merespon cahaya dengan cukup baik. Tak lama kemudian, jantung berdegup lebih mantap, wajahnya tak lagi pucat, dan dada si jasad tersentak seolah ia ingin batuk. Ia mengerang.

Setelah itu, sang profesor kembali mengebor tengkorak si jasad yang telah 'hidup' tersebut dan menyentuh otaknya dengan galvanis. Hal ini membuat kaki si jasad berontak, tangannya terkepal, mata melirik, dan lidahnya menjulur. alat kembali dimatikan dan semua instrumen dicabut dari tubuhnya. Meski demikian, jasad tetap batuk dan mengejang. Dalam beberapa menit, jasad tersebut mengalami kematian kedua. (Ref: sandk, catatansandk.com, merdeka.com, wikipedia.org, berbagai sumber)

Jumlah 0 komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Selalu Mengikuti Peraturan. Kunjungi http://bit.ly/KomentarWU untuk mengetahui Kebijakan Komentar WowUniknya.net

Artikel Berikutya Next Post
Artikel Sebelumnya Previous Post

Baca Juga