Rasa Kecewa timbul karena adanya rasa percaya dan cinta yang amat tulus. Rasa kecewa memang tidak gampang untuk dilupakannya.
Jika ada yang berkata "kalau memang dia menyakiti, tinggalkan saja" Memang kata-kata itu mudah sekali terucapkan tapi untuk melakukannya kita harus mikir 1000 kali duu. Tapi, bicara msalah cinta memang tidak datang dengan tiba-tiba. Kekecewaan yang kamu alami bisa menjadi pelajaran buat kamu. Makanya kamu selalu berhati-hati dalam persoalan cinta
Kecewa itu wajar, sakit hati itu pasti. Keduanya manusiawi dirasakan oleh kamu yang sedang belajar mencintai
Kecewa itu wajar |
Bicara soal logika dasar, hubungan itu ikatan antara dua orang yang memiliki watak yang berbeda. Kamu dan dia punya pola pikir yang tak sama. Patah hati jelas sangat mungkin terjadi. Merasa kecewa karena perilaku dan perkataannya tak bisa dihindari. Kamu bukan dia dan dia pun bukan kamu. Kalian berdua masih sama-sama belajar saling mencintai. Sekali dua kali mengecewakan pasangan adalah hal yang lumrah. Biar bagaimanapun, kamu dan dia tetap manusia yang pernah berbuat salah.
Sesekali kamu pasti pernah terluka oleh durinya, namun bukan berarti mawarnya tak indah, kan?
Memilih pergi setelah kecewa memang cara cepat untuk mengobati luka hati. Namun kamu tak akan tahu rasanya benar-benar mencintai
Memilih pergi setelah kecewa |
Setelah kecewa, pergi memang solusi cepat agar tak lagi merasa sakit hati. Menghapus semua kontaknya, menolak menemuinya hingga mem-block semua medsosnya. Semua itu memang ampuh untuk mengobati luka hati.
Namun, jika kamu memilih untuk pergi, kamu tak akan tahu apa itu cinta sejati. Memilih untuk pergi, mencari sosok yang baru, pergi lagi ketika disakiti, mencari sosok baru lagi dan begitu seterusnya. Mana bisa kamu melihat cinta sejati dengan cara seperti itu?Cinta yang sesungguhnya tak sebercanda itu. ‘Cinta’ tak bisa kamu temukan dengan cara seperti itu. Mencintai yang hakiki akan muncul setelah kamu mau belajar mencintai, meski pernah dibuat kecewa. Mau belajar memaafkan meski dia pernah membuat hatimu sedikit terluka.
Belajar mencintainya lagi setelah dibuat kecewa memang bukan perkara mudah, tapi setelahnya kamu pasti jadi pribadi yang lebih dewasa
Belajar mencintai lagi |
Hidup tak melulu berjalan sesuai dengan ekspektasimu. Kecewa dan mencintai lagi, adalah sebuah proses untuk menemukan cinta sejati
Tak ada yang bilang bahwa belajar memaafkan dan mencintai lagi setelah dia melukis kecewa itu mudah. Sulit bahkan. Jika tak memiliki kemauan kuat untuk belajar memahami cinta, mana mampu mengesampingkan kecewa?
Belajar memaklumi kecewa. Belajar menolelir kesalahannya. Dari situ pribadimu akan dibentuk agar lebih terbuka dan dewasa. Memahami cinta tak lagi perkara bahagia semata. Memaknai cinta dengan lebih rasional. Mengakui kecewa dan patah hati, kemudian belajar mencintai lagi.
Cinta itu tumbuh dari benih yang kamu tanam. Biarkan ia tumbuh, sembari belajar untuk tak saling mengecewakan
Biarkan ia tumbuh dengan sendirinya |
Harus benar-benar diyakini bahwa cinta itu tidak pasif. Ia akan tumbuh sering perjalanan yang kalian lalui berdua. Baik itu momen bahagia, saat-saat kalian tengah dirangkul cinta, hingga momen yang menyayat hati seperti dikecewakan oleh yang terkasih. Semua itu mendewasakan cinta kalian.
Biarkan cintamu tumbuh dewasa seiring hubungan kalian semakin matang. Mengecewakan pasangan itu hal wajar. Seiring berjalannya waktu, kalian akan belajar untuk menemukan makna cinta sejati dengan bisa menolelir kecewa dan belajar untuk tak lagi saling membuat patah hati.
Dalam hubungan, kecewa itu pasti dan patah hati itu hanya perkara waktu saja. Namun dengan mau memaklumi dan sudi belajar untuk tak membuat patah hati, cinta sejati bisa kamu temukan dari sana. (diahanggra, hipwee.com)
Jumlah 0 komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Selalu Mengikuti Peraturan. Kunjungi http://bit.ly/KomentarWU untuk mengetahui Kebijakan Komentar WowUniknya.net