OLEH STMIK RAHARJA
Dosen : H. Abdul Hamid Arribathi, S.Ag, MM.KONFLIK DAN PERDAMAIAN DALAM GLOBALISASI
- Fenomena ketidakadilan internasional, seperti hubungan negara-negara kaya di utara dan negara-negara miskin di selatan yang tidak berimbang , kemiskinan di Dunia ketiga , diskriminasi pada kelompok bangsa tertentu (baik berbasis ras maupun berbasis agama) , dan peminggiran budaya local, menyebabkan frustasi berkepanjangan.
- Frustasi ini sangat rentan terhadap munculnya konflik yang merongrong perdamaian dunia.
- Munculnya kasus terorisme internasional pada akhir abad ke-20 bisa di indikasikan sebagai tanda adanya rasa frustasi itu.
- Berbagai kasus terorisme yang terjadi di berbagai belahan dunia seringkali disertai dengan pesan bahwa keadilan harus di tegakkan bagi kelompok dan bangsa tertentu di dunia.
- Aktivitas teror di India, Inggris, dan Srilanka, misalnya, seringkali disertai dengan pesan untuk penegakan keadilan dan kemerdekaan Kashmir, Irlandia Utara, dan Tamil.
- Demikian juga berbagai aksi teror atas kepentingan pemerintah di Amerika Latin (seperti gerilyawan MRTA/Movimiento Revolucionarie Tupac Amaru) juga seringkali di sertai dengan pesan bahwa ideology kapitalisme sangat menindas rakyat miskin.
- Aksi teror yang menyerang kepentingan Amerika dan Israel juga seringkali disertai pesan untuk penegakan keadilan bagi palestina dan bangsa Arab.
- Kasus yang cukup fenomenal di Indonesia ialah kasus bom Bali yang juga disertai pesan untuk penegakan keadilan bagi umat islam yang tertintas di berbagai negara muslim.
- Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali ketidakadilan yang terjadi dalam hubungan internasional , sehingga tujuan dan sasaran aktivitas terorisme pun berbeda-beda.
- Oleh karenanya, ada banyak hal yang menjadi basis munculnya gerakan terorisme ,seperti gerakan terorisme yang berbasis agama, nasionalisme kesukuan (ethnic-nationalism), ideology, dan lain-lain.
- Apapun bentuk dan tujuannya, salah satu sebab terbesar dari terorisme ialah adanya frustAsi berkepanjangan di kalangan masyarakat tertentu atas ketidakadilan internasional yang tidak terselesaikan ,dan akhirnya meletupkan kekerasan dalam bentuk aksi terorisme yang mengancam kepentingan otoritas yang mengendalikan globalisasi , dan akhirnya juga menimbulkan ketakutan dan chaos yang lebih besar di masyarakat.
- “Sesungguhnya telah Aku (Allah) ciptakan kalian (manusia) sebagai laki-laki dan perempuan ,dan aku jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal” (Q.S Al-Hujurat : 13) .
- Kitab suci umat islam telah mengisyaratkan secara jelas perlunya hubungan pada level global di antara bangsa-bangsa dan suku-suku yang ada di muka bumi ,sehingga hubungan antar-bangsa merupakan sebuah keniscayaan dari kitab suci.
- Oleh karena itu, nilai-nilai islam yang di isyaratkan secara jelas dalam Al-Quran itu harus ditransformasikan dalam konteks globalisasi yang terjadi pada saat ini agar menjadi pegangan hidup bagi setiap muslim dalam membangun relasi-relasi sosial yang dikembangkannya.
- Di tengah fenomena globalisasi yang melanda dunia pada saat ini ,nilai-nilai islam sangat penting untuk ditransformasikan sebagai basis nilai dikalangan muslim untuk bersikap dan bertingkah laku dalam relasi-relasi sosial di tingkat global.
- Beberapa hal berikut ini bisa menjadi bahan perenungan bagi transformasi nilai-nilai islam tersebut :
- \Pluralisme sesungguhnya merupakan sunnatullah. Doktrin islam dalam kitab suci menyebutkan bahwa Allah menciptakan manusia dalam berbagai bangsa dan suku.
- Hal ini sesungguhnya mengindikasikan bahwa pluralisme (dalam berbagai bangsa) merupakan bagian dari ayat-ayat Allah. Setiap bangsa dalam memaknai realitas dunianya masing-masing menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian,pluralitas kebudayaan sesungguhnya juga merupakan sunnatullah.
- Akar kata Islam adalah salam yang berarti damai. Hal ini menunjukkan bahwa perdamaian merupakan sebuah doktrin yang sangat penting dalam islam. Nabi Muhammad pun pernah mengajarkan : “Wahai manusia ,tebarkanlah perdamaian (salam) dan jalinlah tali silaturrahmi”. Doktrin Islam tersebut mengindifikasikan betapa perdamaian itu menjadi salah satu pilar ajaran yang sangat penting bagi umat islam.
- Sebuah doktrin islam memberikan ilustrasi tentang keterbukaan : “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”.
- Hal ini mengindikasikan bahwa islam tidak eksklusif ,bahkan sangat terbuka bagi kebudayaan lain, sebaimana doktrin tersebut yang menganjurkan untuk menuntut ilmu pengetahuan sampai ke negeri cina, sebuah wilayah yang sangat jauh (untuk konteks saat ini) dari tanah Arab. Dalam hal ini,cina adalah sebuah symbol dari kebudayaan lain di luar islam (di Arab)
- Dengan demikian,maka sesungguhnya islam itu sangat inklusif (terbuka) terhadap persentuhan dengan kebudayaan lain.
- Jauh sebelum globalisasi menjadi fenomena dunia, Islam (dalam Al-Quran) sudah memberikan sinyalemen : “Akan terjadi kerusakan di daratan dan di lautan akibat ulah manusia sendiri”. Sinyalemen Al-Qur’an ini menunjukkan bahwa betapa islam memberikan perhatian yang serius terhadap persoalan lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan ,seperti yang terjadi saat ini, sudah diantisipasi oleh Al-Qur’an.
- Keadilan (al-‘adalah) merupakan salah satu konsep islam yang paling utama dalam relasi sosial.
- Doktrin islam menyebutkan :”Wahai orang yang beriman ,berdiri tegaklah untuk Tuhan sebagai saksi-saksi dengan menegakkan keadilan, dan janganlah kebencianmu terhadap sekelompok manusia menyimpangkan kamu dari perbuatan adil. Tegakkanlah keadilan , itulah yang paling mendekati taqwa. Sesungguhnya Tuhan benar-benar mengetahui segala sesuatu yang kamu kerjakan”. (Q.S.Al-Maidah : 8).
- Dengan demikian, keadilan adalah prinsip hidup islami dalam berinteraksi dengan sesama manusia.
- Konsep islam tentang manusia : “Sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian Allah kembalikan mereka menjadi yang serendah-rendahnya, kecuali mereka yang beriman dan beramal saleh (Q.S. Al-Tin : 4-5).
- Hal ini mengindikasikan bahwa manusia merupakan “puncak” ciptaan Tuhan. Manusia adalah makhluknya yang tertinggi. Oleh karenanya, betapa tingginya harkat dan martabat kemanusiaan. Akan tetapi,derajat ketinggian martabat manusia itu bisa jatuh serendah-rendahnya akibat hilangnya iman dan amal saleh.
- Dalam konteks globalisasi saat ini, manusia sesungguhnya jatuh dalam sistem yang diciptakannya sendiri, seperti materialisme,rasionalisme,teknologi,dan sebagainya. Sistem yang diciptakannya itu akhirnya mengendalikan hidup manusia, bahkan menindasnya. Manusia akhirnya menjadi seperti mesin dalam teknologi, atau angka-angka dalam ekonomi.
- 7. Islam dan Ilmu Pengetahuan/Teknologi
- Di samping iman dan amal saleh, ilmu pengetahuan merupakan pilar yang utama dalam ajaran islam. Ketiganya, yaitu iman,ilmu, dan amal saleh, membentuk segitiga pola hidup yang kukuh dan benar dalam islam. Doktrin islam secara tegas menjelaskan :”Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu di antara kamu” (Q.S. Al-Mujadalah :11).
- Dalam konteks globalisasi saat ini, ketika ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat ,umat islam yang sebagian besar hidup di negara-negara muslim, termasuk Indonesia,lebih banyak sebagai user (pemakai) daripada sebagai innovator (pencipta) dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia.
- Oleh karenanya, pesan-pesan islam tentang ilmu pengetahuan perlu direvitalisasikan dan ditransformasikan dalam kehidupan muslim. Ajaran Nabi : “Tuntutlah ilmu dari buaian ibu sampai ke liang lahat” merupakan doktrin yang sangat penting untuk ditransformasikan dalam kehidupan muslim saat ini.
- Doktrin islam menegaskan bahwa manusia adalah khalifah di muka bumi (Q.S. Al-Baqarah : 30). Oleh karenanya, manusia dituntut untuk memandang dan menyikapi kehidupan dunia secara positif dan aktif (Q.S. Shad : 27),sehingga meninggalkan gelanggang peradaban dunia tidak dibenarkan dalam islam (Q.S. Al-Qashas : 77).
- Sementara dalam dimensi yang lain, doktrin islam juga mengajarkan bahwa ummat islam adalah ummat yang terbaik (Q.S. Ali Imran : 110). Oleh karena itu, ummat islam harus memberikan keteladanan (uswah hasanah).
- Dalam konteks globalisasi saat ini ,nilai-nilai islam tersebut harus ditransformasikan. Doktrin tentang khalifah di muka bumi hendaknya dijadikan sebagai landasan semangat untuk berfikir positif, mengembangkan karya-karya kreatif dan inovatif, bekerja keras dan professional , belajar dengan semangat yang tinggi, membangun semangat kewirausahaan (entrepreneurship) untuk penguatan ekonomi ummat islam ,melakukan perencanaan dan tata manajemen yang matang, dan sebagainya.
- Di samping itu, doktrin tentang keteladanan hendaknya juga ditransformasikan pada ummat islam untuk mengembangkan akhlaq yang terpuji (al-akhlaq al-karimah) sebagai keteladanan bagi seluruh ummat manusia.
Download Materi DOC (HERE)
Pergunakanlah Materi Dengan Bijak!!!...................
Jumlah 0 komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Selalu Mengikuti Peraturan. Kunjungi http://bit.ly/KomentarWU untuk mengetahui Kebijakan Komentar WowUniknya.net