Apakah anda sebagai seorang perempuan sering memikirkan apa isi otak ppria, mungkin sebagian perempuan sering menyimpulkan isi otak pria sama saja, namun sebelum mengada-ngada mari kita lihat fakta dari isi otak pria yang mungkin belum kalian ketahui.
Dilansir Deutsche Welle, Benarkah pria tidak mau terikat dan tidak sensitif? Inilah fakta-fakta menarik tentang pria yang mungkin belum Anda ketahui sebelumnya.
Ilustrasi |
Ketidakmampuan untuk setia pada pria biasanya hanya hingga mencapai usia 30. Ini menurut studi di Bolivia tahun 2007. Setelah itu, pria berfokus pada mencari nafkah untuk keluarga. Beberapa pria memang sulit berkomitmen. Ini mungkin masalah genetika. Menurut studi dari tahun 2008, pria yang tidak memiliki "gen promiskuitas", kurang lebih 60 persen populasi, lebih besar peluangnya untuk menikah.
2. Hierarki harus jelas
Jenjang jabatan yang tidak stabil bisa menyebabkan kecemasan pada pria. Tapi rantai komando yang jelas, seperti yang dipraktekkan di militer dan tempat kerja lainnya, mampu mengurangi testoteron dan sikap agresif pria.
3. Ikut merasa hamil
Beberapa bulan menjelang jadi ayah, otak pria siap untuk bekerjasama. Calon ayah mengalami perubahan hormon - prolaktin naik, testoterton turun - ini memicu perilaku sebagai ayah.
4. Perubahan sikap di usia tua
Pria berumur lebih mementingkan hubungan sosial dan komunitasnya. Perubahan ini ditunjang oleh penurunan alami testoteron saat usia bertambah. Pria dengan level testoteron tinggi lebih baik dalam kompetisi satu lawan satu, sementara pria dengan level rendah lebih baik berkompetisi dalam tim.
5. Bantu anak lebih percaya diri
Cara ayah bermain dengan anaknya - lebih spontan, penuh canda - bisa membantu anak belajar lebih baik, lebih percaya diri, dan menyiapkan anak menghadapi dunia nyata. Pria yang berperan sebagai ayah yang aktif cenderung punya level testoteron lebih rendah.
6. Pertahankan wilayah
Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut tentang dampaknya bagi manusia, namun pada mamalia jantan lainnya, bagian otak yang ingin "mempertahankan wilayahnya" lebih besar dibandingkan mamalia betina. Pria cederung lebih mungkin melakukan kekerasan jika merasa orang yang disayangi atau teritorinya terancam.
7. Libido tinggi
Testoteron tidak hanya berhubungan dengan sikap agresif, melainkan juga hormon libido. Libido pria enam kali lebih tinggi dibanding perempuan.
8. Pencari solusi
Sistem empati otak pria tidak merespon jika lawan bicaranya tampak stres atau bermasalah. Tapi bagian otak yang ingin 'membenahi' langsug terstimulasi. Pria cenderung ingin menyelesaikan masalah, dibanding menunjukkan sikap solidaritas.
9. Lebih mudah kesepian
Pria di usia senja khususnya merasa rapuh. Pria lebih sulit bersosialisasi dibanding perempuan. Sehingga cenderung merasa kesepian dan merusak sirkuit sosial dalam otak. Memiliki pasangan di usia lanjut bisa membantu. Pria yang memiliki hubungan stabil cenderung hidup lebih sehat, panjang umur dan level hormonnya mengindikasikan pengurangan rasa cemas.
10. Lebih emosional
Bayi laki-laki lebih ekspresif secara emosional dibanding bayi perempuan. Pria dewasa juga memiliki reaksi emosional yang sedikit lebih tinggi dibanding wanita - namun hanya sampai mereka menyadari perasaan tersebut. Menurut studi tahun 2008, begitu emosi mencapai tingkat kesadaran, pria langsung memasang topeng emosi yang berbeda dan tidak menunjukkannya.
(Ref: wowuniknya.net, Deutsche Welle, vlz/hp, dari berbagai sumber)
Jumlah 0 komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Selalu Mengikuti Peraturan. Kunjungi http://bit.ly/KomentarWU untuk mengetahui Kebijakan Komentar WowUniknya.net