Museum Radya Pustaka dan Museum Keraton Surakarta punya koleksi berbagai macam benda bersejarah dari zaman penjajahan Belanda.
Salah satu koleksi kedua museum yang cukup tua dan unik adalah ukiran patung kepala raksasa berwarna merah. Konon katanya kepala patung tersebut merupakan seorang penguasa Surakarta yang hidup di zaman Jawa kuno.
Adalah Kiai Rajamala, sosok yang menyimpan sejuta misteri dan membuatnya sangat dikeramatkan. Siapa pun yang mendekatinya akan dibuat bergidik karena bentunya yang menakutkan.
Menurut cerita, pusaka yang disebut sebagai canthik Kiai Rajamala ini tidak mau dipindahkan ke ruangan lain. Canthik Kiai Rajamala merupakan hiasa yang dipasang di ujung depan dan belakang perahu miliki Sri Susuhan Pakubuwono V ketika masih menjadi putera mahkota.
Rajamala |
Awalnya pada 1809, Sunan Pakubowono IV menerima hadiah dari Gubernur Jenderal Williem Daendels berupa sebuah perahu yang bagian depannya diberi patung wanita Belanda.
Perahu ini kemudian diberi nama Baita Raja Putri (Perahu Raja Putri) yang disanggarkan di Kedung Penganten. Ngabehi Gadamanggala pun ditugasi untuk merawatnya.
Karena kagum dengan keindahan perahu itu, Sunan Pakubuwono IV berkeinginan membuat perahu sejenis yang lebih panjang dan besar. Sunan berkeinginan menghiasi ujungnya dengan kepala tokoh wayang bernama Rajamala, yang terbut dari kayu jati Hutan Danalaya.
Niat Sunan Paku Buwana IV kemudian disanggupi oleh putranya, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom, dengan membuat perahu seperti keinginan ayahandanya, dengan panjang 58,9 meter lebar 6,5 meter.
Perahu pun selesai dikerjakan 19 Juni 1811 dengan tanda sengkalan Janma Tunggal Ngesthi Aji. kehendak Sunan Paku Buwana IV perahu tersebut disandingkan dengan perahu hadiah dari Belanda yang bernama Raja Putri.
Konon menurut cerita, canthik Rajamala merupakan hiasan depan sebuah perahu yang dipakai untuk mengambil permaisuri Sunan Pakubuwono IV yang berasal dari Madura.
Pemilihan tokoh wayang Rajamala sebagai hiasan ujung perahu ini, didasarkan atas kesaktian tokoh Raden Rajamala dalam khazanah pewayangan yang tak terkalahkan di dalam air.
Apabila dalam suatu pertarungan Rajamala mengalami kekalahan, tubuhnya akan kembali bugar setelah diperciki air.
Perahu Rajamala |
Menurut kisah-kisah yang beredar, perahu Rajamala ini terlihat gagah dan nampak begitu perkasa ketika meluncur di Bengawan Solo, Kali Brantas, Laut Utara Jawa, sampai ke Selat Madura.
Perahu tersebut dipergunakan hingga zaman Sri Sunan Paku Buwono VII.Dalam sejarahnya, perahu Kiai Rajamala memiliki dua buah canthik.
Canthik yang satu tersimpan di dalam Keraton Surakarta, sementara satu lainnya disimpan dan terawat dengan baik di Museum Radya Pustaka Surakarta.
Pada masanya, selain sebagai penghias ujung perahu, canthik Kiai Rajamala ini juga digunakan sebagai tolak bala atau pusaka.
Setiap hari Selasa Kliwon canthik Perahu Rajamala di Museum Keraton Surakarta selalu diberi sesaji langkap. Pemberian sesaji ini dimaksudkan untuk menghormati penunggu canthik perahu tersebut yang dipercaya masih ada di dalamnya.
Baca Juga :
- 7 Makanan Ini Ternyata Lebih Nikmat Jika Disimpan di Lemari Es!
- 7 Hal Ini Yang Biasa Kamu Rasakan Ketika Sariawan
- Karena Dianggap Terlalu Cantik, Seorang Pekerja TV Ini Dipecat
- 7 Sekolah Paling Tak Biasa di Dunia!
- Tak Disangka, Ternyata 7 Binatang Ini Senang Dengan Adanya Global Warming
(Ref: sandk, catatansandk.net, otonomi.co.id)
Jumlah 0 komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Selalu Mengikuti Peraturan. Kunjungi http://bit.ly/KomentarWU untuk mengetahui Kebijakan Komentar WowUniknya.net