Setiap orang ingin terlihat sempurna di depan banyak orang. Terkadang kita harus mengupayakannya dengan susah payah, bahkan samapai diusahaan yang tidak bisa menjadi bisa. Tapi, setiap orang itu unik. Makanya ada beberapa alasan tidak perlu berusaha untuk menjadi sempurna di depan banyak orang, karena itu sesuatu hal yang sia-sia.
1. Dipuji Orang Lain Memang Menyenangkan. Tapi Jadi Diri Sendiri Itu Membahagiakan
Jadi diri sendiri itu hraga mati |
Tidak ada yang lebih membuat bahagia selain kebanggaan menjadi diri sendiri. Bagaimanapun, kamu terlahir dengan paket berupa kekurangan dan kelebihan. Punya paras cantik dan otak yang cerdas, bukan berarti dosa jika kamu punya sifat kekanak-kanakan atau mungkin manja. Bukankah lebih baik dibenci atas apa adanya dirimu daripada dicintai atau dipuji ketika tampil bukan sebagai kamu yang sebenarnya?
Yang pasti, berkumpullah dengan orang-orang yang tulus mencintaimu. Mereka yang bisa menerima sifat dan sikap paling konyolmu sekalipun. Daripada memaksamu untuk mengubah diri, mereka siap mendukungmu ketika ingin berubah menjadi manusia yang lebih baik.
2. Kamu Selalu Punya Pilihan. Artinya, Kamu Tak Harus Menyenangkan Orang.
Pilihan ada ditanganmu |
Baik dan buruk hidupmu tidak akan pernah ditentukan orang lain, tapi dirimu sendiri. Kamulah yang memiliki kontrol atas apa yang kamu pikir dan rasakan.
Ketika mantap memilih Ilmu Politik sebagai jurusan kuliahmu, yakinlah bahwa pilihan itu yang terbaik. Orang-orang terdekatmu memang bisa punya pendapat berbeda, menilai bahwa jurusan itu tidak akan menjanjikan masa depan yang cerah. Tapi, kamu ‘kan tidak harus percaya apa kata mereka?
Setiap orang, termasuk kamu, punya jalan hidup masing-masing. Ketika kamu sudah yakin dengan jalanmu, pengertian dan dukungan orang lain menjadi sesuatu yang tak mutlak penting. Jalani setiap pilihan hatimu dengan kepercayaan diri bahwa suatu hari kamu akan meraih suksesmu.
3. Kamu Sendiri, Bukan Orang Lain, yang Bertanggung Jawab Atas Hidupmu
Merubah Hidup jadi Lebih Baik |
Menjadikan hidupmu berhasil atau gagal adalah tanggung jawabmu sendiri. Kamulah yang bertanggung jawab atas apa yang kamu ambil, dan mengapa kamu memutuskan sesuatu. Kamu bangun pukul berapa, tidur pukul berapa, makan satu atau dua kali sehari, belajar atau tidak — itu semua adalah keputusanmu sendiri. Orang lain hanya bisa menyarankan. Mereka tidak punya andil dalam menentukan apa yang akan kamu lakukan.
Karena itu, menjadi tidak masuk akal ketika kamu terus berpatokan pada tuntutan orang lain terhadapmu. Dengarkanlah apa yang harus mereka katakan, pertimbangkan, dan ketika kamu merasa bahwa saran mereka bukan yang terbaik bagimu, ya biarkan saja.
Ini hidupmu sendiri; kamu tak harus menaati mereka.
4. Ukuran Kesuksesan Tidak Melulu Soal Materi. Kalau Kamu Tidak Punya Gaji Mentereng Sekalipun, Bukan Berarti Kamu “Nggak Keren”.
Ukuran kesuksesan tidak diukur materi |
Banyak orang memaknai kata sukses dengan seberapa banyak uangmu, seberapa mewah mobilmu, atau seberapa besar rumah pribadimu. Namun, ukuran sukses setiap orang tidak selalu sama. Menurutmu, sukses justru ketika bisa hidup nomaden sebagai pemandu wisata keliling Indonesia meskipun tak punya mobil atau rumah pribadi.
Yang pasti, membandingkan pencapaianmu dengan orang lain itu sah-sah saja. Tapi, bukan berarti kamu boleh merasa sedih atau tertekan ketika pencapaianmu tidak sama seperti orang lain.
5. Hidup Bukan Kompetisi. Kamu Tidak Sedang Berlomba dengan Siapapun Tidak perlu terburu-buru dan terlalu ambisius ketika ingin meraih cita-citamu.
Kamu tidak sedang berlomba |
Selayaknya, sukses memang diraih dengan proses yang perlahan dan sedikit demi sedikit. Kelak setelah berhasil meraihnya, kamu baru bisa mencerapi haru biru perjuanganmu.
Mati-matian belajar demi masuk Jurusan Hukum, hidup serba sederhana saat jadi mahasiswa, hingga proses mengerjakan skripsi yang sempat membuatmu putus asa, banyak hal yang akhirnya menjadikanmu bersyukur setelah berhasil menyandang gelar sarjana. Selain kegigihan sebagai modal, bekal kesabaran mutlak harus kamu siapkan ketika ingin sukses.
6. Terlalu Peduli Pada Omongan Orang Lain Bisa Membuat Kita Takut Melangkah
Sukses tanpa kegagalan itu mustahil |
Terlalu peduli dengan penilaian orang lain kadang membuat kita takut untuk melangkah. Kita takut berbuat salah atau gagal lalu malu. Padahal, hidup tanpa pernah menjajal kegagalan adalah hal yang niscaya.
Jangan hanya melihat mereka yang sudah sukses membangun kerajaan bisnisnya, punya puluhan franchise, hingga omset ratusan juta. Tapi, tanyakan berapa kali mereka hampir bangkrut, kehabisan modal, hingga harus kesana-kemari mencari pinjaman uang demi mempertahankan bisnisnya. Kegagalan bukanlah aib yang harus ditutup-tutupi, tapi gagal adalah bagian paling seru dari kisah suksesmu.
7. Hidup Bahagia Adalah Hakmu yang Paling Mutlak
Kamu berhak untuk bahagia |
Tidak ada yang lebih hebat selain bisa menghargai dan membahagiakan dirimu sendiri. Menikmati setiap momen dalam hidup dengan senyum dan rasa syukur, baik itu kegagalan maupun keberhasilan.
Ketika orang lain hanya bisa menyalahkan ketika melihat kegagalanmu, kamu justru bisa berlaku sebaliknya. Yang pasti, bahagia itu perkara pilihan. Jangan menyiksa diri dengan meyakini bahwa kesalahan atau kegagalanmu bisa membuat orang-orang di sekitarmu merasa sedih atau kecewa. Menikmati hidupmu sendiri sudah lebih dari cukup, sedangkan membahagiakan keluarga dan teman-temanmu adalah bonus.
Hidup selayaknya bisa lebih mengalir dan membebaskan. Mengabaikan penilaian orang lain membuat hidupmu minim sakit hati dan rasa kecewa. Tanpa perlu berusaha terlalu keras, berbahagia dengan diri sendiri sudah bisa membuatmu terlihat keren!(hipwee.com)
Jumlah 0 komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Selalu Mengikuti Peraturan. Kunjungi http://bit.ly/KomentarWU untuk mengetahui Kebijakan Komentar WowUniknya.net