05 November 2016

author photo
Pujian adalah menyatakan sesuatu yang positif tentang seseorang, dengan tulus dan sejujurnya. Pujian itu adalah sesuatu ucapan yang membuat orang yang mendengarnya merasa tersanjung, sehingga dapat juga memberikan motivasi kepada orang yang di pujinya. 

Pujian itu penting sekali, guna untuk menunjukan betapa kita benar-benar menyukai apa yang di katakan, di lakukan, atau dicapai oleh seseorang. Pujian membuat orang menjadi lebih baik. Dan, kemampuan memuji adalah kemampuan yang sangat berguna untuk dikuasai. 

Orang yang sering dipuji cepat atau lambat akan belajar untuk memuji orang lain. Kalau kita sering saling memuji, kita akan lebih bahagia. Dan, kalau kita menjadi orang yang lebih bahagia, kebahagiaan akan cepat menyebarseperti petir, dan akan menjadikan dunia tempat yang lebih bahagia untuk dihuni.

Ilustrasi pujian
Abu Ma’mar, ia berkata, “Ada seorang pria berdiri memuji salah seorang gubernur. Miqdad [ibnul Aswad] lalu menyiramkan pasir ke wajahnya dan berkata, “Kami diperintahkan oleh Rasulullah untuk menyiramkan pasir ke wajah orang-orang yang memuji,” (Shahih) Ash Shahihah (912), (Muslim: 53-Kitab Az Zuhd, hal. 68).
Dikutip dari Rumaysho.com, dari Atha’ ibnu Abi Rabah bahwa ada seorang pria memuji orang lain di hadapan Ibnu Umar. Ibnu Umar lalu menyiramkan pasir pada mulutnya dan berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jika kalian melihat orang-orang yang doyan memuji maka siramkanlah pasir ke wajahnya .”(Shahih) Ash Shahihah (912)

Dari Mihjan Al Aslamy berkata, “Raja’ berkata, ”Saya berjalan bersama Mihjan pada suatu hari hingga kami sampai di masjid milik penduduk Basrah. Pada saat itu Buraidah [ibnul Hushaib] sedang duduk di salah satu pintu masjid. Pada masjid itu terdapat seorang pria bernama Sukbah sedang melaksanakan shalat dalam tempo yang terhitung lama. Ketika kami tiba di pintu masjid –di mana Buraidah sedang duduk disana-, Buraidah berkata -Buraidah adalah seorang yang suka bergurau-,

“Wahai Mihjan, apakah engkau shalat seperti shalatnya Sukbah?” Mihjan tidak menjawabnya tetapi dia lalu pulang.
Raja’ berkata, ”Mihjan lalu berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memegang tanganku lalu kami pergi bersama hingga menaiki gunung Uhud. Kemudian beliau menatap kota Madinah, beliau lalu bersabda,

”Kota ini (Madinah) terancam bahaya. Dia ditinggalkan oleh penghuninya dalam keadaan makmur. Dajjal mendatanginya lalu mendapati malaikat pada setiap pintunya, maka dia tidak dapat memasukinya.”

Baca Juga :
  1. Info, Rasa Kesepian Merupakan Sebuah Pertanda, Jangan Sampai Diabaikan!
  2. Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Melakukan Aktifitas Olahraga

Beliau lalu turun kembali. Ketika kami sampai di masjid, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang pria melaksanakan shalat, sujud dan ruku’. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bertanya kepadaku, ”Siapa dia?”

Saya berkata dengan nada memujinya, ”Wahai Rasulullah, dia adalah fulan dan kondisinya demikian …” Beliau lalu bersabda, “Cukup jangan engkau memperdengarkan pujianmu sehingga engkau membinasakannya.”

Mihjan berkata, ”Beliau lalu pergi. Ketika sampai di kamarnya beliau seolah meniup dua tangannya sambil bersabda,
“Sesungguhnya sikap beragama yang terbaik adalah mengerjakan kewajiban agama sesuai dengan kemampuan.” Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. (Hasan) Ash Shahihah (1635).
(Ref: sandk, wikipedia.org, rumaysho.com, islampos.com)

Jumlah 0 komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Selalu Mengikuti Peraturan. Kunjungi http://bit.ly/KomentarWU untuk mengetahui Kebijakan Komentar WowUniknya.net

Artikel Berikutya Next Post
Artikel Sebelumnya Previous Post

Baca Juga