16 Mei 2016

author photo
OLEH STMIK RAHARJA
Dosen : H. Abdul Hamid Arribathi, S.Ag, MM.

PENGEMBANGAN NILAI-NILAI AKHLAQ DALAM KELUARGA
  • Didalam buku Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (2001:16-18) dinyatakan bahwa keluarga merupakan tiang utama kehidupan umat dan bangsa sebagai tempat sosialisasi nilai-nilai yang paling intensif dan menentukan, karenanya menjadi kewajiban keluarga muslim untuk mewujudkan kehidupan keluarga yang sejahtera (sakinah, mawaddah wa rahmah).
  • Setiap keluarga muslim, di samping memiliki kewajiban untuk mensosialisasikan nilai-nilai islami, keluarga muslim juga berfungsi sebagai media kaderisasi kepemimpinan umat dan bangsa.
PENGEMBANGAN NILAI-NILAI AKHLAQ DALAM MASYARAKAT
  • Mengenai upaya pengembangan nilai akhlaq, dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (2001:18-19) disebutkan bahwa Islam mengajarkan agar setiap muslim menjalin persaudaraan dan kebaikan dengan sesama, seperti dengan tetangga maupun anggota masyarakat lainnya masing-masing; memelihara hak dan kehormatan baik dengan sesama muslim maupun dengan non-muslim. Bahkan, dalam hubungan ketetanggaan, Islam memberi perhatian sampai ke area 40 rumah yang dikategorikan sebagai tetangga yang harus dipelihara hak-haknya.
KESETARAAN GENDER DALAM MASYARAKAT
  • Berbicara tentang permasalahan gender, ada dua alur pemikiran yang dapat dikemukakan, yaitu:
  1. Yang berkeyakinan bahwa masalah relasi antara laki-laki dan perempuan selama ini diyakini sudah cukup berimbang, jadi tidak perlu lagi ada gugatan akademis yang mempertanyakan soal relasi tersebut. Kelompok ini cenderung memihak status quo.
  2. Menyakini bahwa relasi antara laki-laki dan perempuan dianggap masih belum seimbang, masih ditemukannya pola-pola hubungan gender yang diskriminatif.
  • Wacana tentang analisis gender biasanya lebih banyak ditemukan dalam perspektif ilmu sosial. Namun, disini tidak ada salahnya bila ditarik juga kedalam wilayah atau diskursus keagamaan, sebagaimana yang akan disinggung di bawah ini :
1. Perspektif gender secara umum

1. Sebelumnya, perlu kita ungkapkan bahwa menurut Oakley, dalam karyanya Sex, Gender and Society (1972) yang dimaksud Gender itu sendiri adalah perbedaan antara kaum laki-laki dan perempuan yang bukan dilihat dari segi perbedaan biologis maupun aspek kodrat Ilahi. Tentang aspek biologis dan kodrat Tuhan ini lebih tepat digunakan konsep Sex, yakni konsep yang sudah taken for garanted dari Tuhan, bukan hasil konstruksi sosial maupun budaya manusia.

2. Relasi gender dalam Perspektif Islam
  • Bila kita lihat dalam sistem ajaran Islam, ada unsur-unsur ajarannya yang bersifat normative maupun interpretative.
  • Ajaran Islam yang normative lebih bersifat universal, baku dan sangat tekstual.
  • Model kedua adalah sistem ajaran Islam yang interpretative lebih bersifat parsial-partikular, relatif dan konstektual.
3. Contoh kasus : Masalah Kepemimpinan Perempuan
  • Dalam tradisi Islam klasik, mayoritas (jumhur) ulama cenderung tidak membenarkan kaum perempuan menjadi pemimpin, baik dalam wilayah domestik (keluarga) maupun publik (sosial kemasyarakatan).
  • Tentang soal kejeniusan, banyak penelitian yang menyatakan bahwa pada dasarnya potensi intelektualitas pria dan wanita tidak ada perbedaan, jadi tergantung pada tingkat pendidikan yang diikuti.
  • Kecerdasan seseorang sangat tergantung kepada proses pendidikan yang diiikuti sejak kecil, bukan soal jenis kelamin (gender).
  • Beberapa contoh kasus perempuan yang terbukti dapat tampil sebagai pemimpin yang sukses seperti Corazon Aquino (Philipina) dan Margareth Tatcher (Inggris). Selain itu juga ada juga figure politisi perempuan seperti Benazir Bhutto.

Download Materi DOC (HERE)

Pergunakanlah Materi Dengan Bijak!!!......................

Jumlah 0 komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Selalu Mengikuti Peraturan. Kunjungi http://bit.ly/KomentarWU untuk mengetahui Kebijakan Komentar WowUniknya.net

Artikel Berikutya Next Post
Artikel Sebelumnya Previous Post

Baca Juga